Mengheningkan Cipta Menggema di Wisma Atlet, Kenang Nakes yang Gugur saat Melawan COVID-19

Sebagai wujud apresiasi perjuangan tenaga kesehatan yang gugur, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menginisiasi gerakan hening cipta

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2021, 18:55 WIB
Tenaga Kesehatan dengan pakaian APD terlihat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Hari ini, Selasa (26/1) kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 13.094 sehingga total menyentuh angka satu juta, tepatnya 1.012.350. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Tepat setahun silam, Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran mulai beroperasi sebagai tempat perawatan dan isolasi warga yang terinfeksi COVID-19. 

Sebagai wujud apresiasi perjuangan tenaga kesehatan yang gugur, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menginisiasi gerakan hening cipta pada Selasa, 23 maret 2021 mulai pukul 16.30 WIB. Hening cipta untuk mendoakan dan mengingat jasa para pahlawan kesehatan melawan pandemi COVID-19. Seluruh warga Indonesia diundang ikut serta melalui kanal Youtube Budayasaya https://youtu.be/qOZVcLi42E8

Hening cipta diiringi musik angklung yang merupakan bagian dari seni kebanggaan Indonesia. Selain mengiringi hening cipta, alunan angklung juga akan bergema dari Wisma Atlet yang dimainkan oleh lebih dari 1500 pasien COVID-19.

Simak Video Berikut Ini:


Angklung sebagai healing therapy

Menurut Darmawati selaku Humas Direktorat jenderal Kebudayaan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hadirnya angklung adalah bentuk lain healing therapy dan hiburan bagi pasien Covid-19 di Wisma Atlet. Selain itu sebagai upaya menggerakkan kembali roda ekonomi pelaku seni angklung yang selama pandemi sangat terdampak secara finansial, paparnya.

Adapun penyelenggaraan event ini dilakukan dalam koridor protokol kesehatan. Seluruh proses kegiatan dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan. Tidak ada kerumunan atau keramaian yang terjadi. Karena kegiatan dilaksanakan dengan dipimpin oleh satu konduktor dari amfiteater, kemudian dipantulkan ke LED dan diikuti oleh pasien dan nakes dari balkon masing- masing di setiap tower. Konduktor menggunakan alat pelindung diri (APD) level 35. Kegiatan ini menunjukkan bahwa berkesenian bisa dilakukan dengan tetap menjaga jarak, ungkap Darmawati.

Koordinator PMO Komunikasi Publik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Arya Sinulingga mengapresiasi inisiasi dari Kemdikbud dalam rangka menghormati jasa pahlawan kesehatan. Sekaligus menggerakkan kembali aktivitas pengrajin angklung dan menghibur para pasien COVID-19 secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum.

"Peran RSDC Wisma Atlet sangat vital, khususnya dalam implementasi 3T. Ini juga wujud perenungan bahwa ada pengorbanan yang telah dilakukan, karenanya kita harus bangkit. Terus berusaha agar negeri ini bisa bebas dari pandemi," ujar Arya melalui keterangan pers.

 


Infografis Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Bepergian?

Infografis Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Bepergian? (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya