Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah seiring bursa saham Asia dan wall street cenderung tertekan.
Pada pra pembukaan perdagangan saham Rabu (24/3/2021), IHSG melemah 0,34 persen atau 20,99 poin ke posisi 6.231. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG tergelincir 0,47 persen atau 28,16 poin ke posisi 6.226. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,23 persen ke posisi 928,70. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Laju IHSG sempat turun 1 persen.
Advertisement
Pada awal sesi, IHSG berada di level tertinggi 6.239,54 dan terendah 61.78,23. Sebanyak 250 saham melemah sehingga menekan IHSG. 122 saham diam di tempat dan 81 saham menguat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 75.713 kali dengan volume perdagangan saham 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 646,1 miliar.
Investor asing lepas saham Rp 63,36 miliar di pasar reguler. 10 sektor saham tertekan yang dipimpin sektor tambang turun 1,68 persen, diikuti sektor saham perdagangan susut 1,49 persen dan sektor saham keuangan melemah 1,4 persen.
Mengutip Ashmore, IHSG melemah ke 6.252 seiring melemahnya saham emiten kapitalisasi kecil. Selain itu, Uni Emirat Arab akan investasikan USD 10 miliar di SWF untuk dana infrastruktur. Sementara itu, imbal hasil obligasi turun menjadi 6,71 persen untuk pertama kali. Aksi jual terjadi setelah imbal hasil obligasi AS turun menjadi 1,62 persen. Rupiah stabil di kisaran 14.397 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham
Di tengah tekanan IHSG, sejumlah saham masuk top gainers antara lain saham FMII naik 22,86 persen, saham IKAN melonjak 20,43 persen, saham ZBRA menanjak 15,26 persen, saham TIFA meroket 13,38 persen dan saham UANG menguat 10,06 persen.
Sementara itu, saham-saham yang masuk top losers antara lain saham LPLI turun 6,9 persen, saham RBMS turun 6,9 persen, saham FORU tergelincir 6,86 persen, saham MPOW turun 6,82 persen, dan saham BNBA melemah 6,8 persen.
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebesar Rp 15 miliar, saham DOID sebesar Rp 11,5 miliar, saham BRIS sebesar Rp 3,7 miliar, saham TLKM sebesar Rp 3,7 miliar, dan saham ADRO sebesar Rp 2,7 miliar.
Selain itu, saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham BBCA sebesar Rp 75,5 miliar, saham BMRI sebesar Rp 6,9 miliar, saham BBNI sebesar Rp 5,4 miliar, saham ASII sebesar Rp 3,4 miliar dan saham CPIN sebesar Rp 1,8 miliar.
Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,44 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,45 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,75 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai melemah 0,94 persen, indeks saham Singapura susut 0,14 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,55 persen.
Advertisement