BI: Sektor Pariwisata Punya Potensi Besar Jadi Kekuatan Baru Ekonomi

Pemerintah dan BI memiliki pandangan bahwa sektor UMKM dan pariwisata berperan dalam mewujudkan visi Indonesia Maju

oleh Andina Librianty diperbarui 24 Mar 2021, 12:10 WIB
Foto Ilustrasi : Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata

Liputan6.com, Jakarta Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng, mengatakan pemerintah dan BI memiliki pandangan bahwa sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pariwisata berperan dalam mewujudkan visi Indonesia Maju. Kedua sektor tersebut dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan baru bagi ekonomi Indonesia ke depan.

Untuk terus memperkuat kedua sektor tersebut, pemerintah dan BI bersinergi mengimplementasikan Gerakan Nasional Gotong Royong 2021, yang terdiri dari dua tema utama yaitu Gerakanan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia.

"Dalam implementasinya, BI aktif berperan sebagai movement manager pada dua gerakan tersebut dengan mengusung tema mendorong UMKM dan sektor pariwisata sebagai kekuatan utama menuju Indonesia maju melalui sinergi kreatif," kata Sugeng dalam Talkshow Desa Wisata: Ikon Andalan Baru Wonderful Indonesia pada Rabu (24/3/2021).

Di sektor pariwisata, BI bersama kementerian dan lembaga terkait telah merumuskan strategi pengembangan pariwisata yaitu 3A2P. Strategi tersebut adalah akses, atraksi, amenitas serta promosi dan pelaku pariwisata.

Dalam hal akses misalnya, kata Sugeng, Indonesia perlu memastikan pelaksanaan pembangunan serta peningkatan perluasan akses menuju destinasi pariwisata. Dalam hal ini termasuk desa wisata.

Salah satu desa wisata adalah Desa Wisata Bilebante di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang menjadi ikon andalan baru Wonderful Indonesia.

"Bicara soal Desa Wisata Bilebante, atraksi dan amenitas yang menarik perlu terus dikembangkan. Saya melihat misalnya jalur sepeda hijau ini sangat penting, pasar pancingan juga perlu dikembangkan, tidak kalah penting juga kuliner khas Bilebante, saya melihat banyak makanan-makanan khusus agar bisa dikenal lebih baik," jelas Sugeng.

Selain itu, BI mengimbau para pelaku pariwisata juga harus aktif mempromosikan berbagai tempat dan aktivitas pariwisata di Tanah Air. Adopsi digitalisasi pun harus ditingkatkan, seperti pemasaran tempat penginapan dan atraksi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Peran UMKM

Pengrajin saat merapikan produk yang dijual di Kios Jakpreneur di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Terdapat 3 Kios Jakpreneur yang menjual berbagai produk UMKM dalam negeri, mulai dari kerajinan tangan hingga beragam jenis kuliner. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lebih lanjut, BI telah memiliki framework pengembangan UMKM untuk membantu pengembangannya. Ada 3 pilar utama yang akan dibangun yaitu korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan.

Soal korporatisasi ini berkaitan dengan peningkatan nilai ekonomi atau nilai tambah UMKM melalui penguatan kelompok, termasuk yang memiliki usaha sejenis.

Mengenai kapasitas, maka yang menjadi fokus utamanya adalah meningkatkan kapasitas UMKM baik dari sisi produksi, manajemen hingga pemasaran.

Sementara pilar pembiayaan yaitu untuk menumbuhkan skala UMKM maka dibutuhkan sumber pembiayaan yang tepat sesuai dengan skala usahanya.

Ketika UMKM berada di level subsistence, kata Sugeng, maka perlu mendapatkan misalnya social funding. Kemudian ketika naik ke level berikutnya, UMKM perlu mendapatkan kredit bersubsidi.

Seiring perkembangan lebih lanjut UMKM, maka perlu jenis inovasi pembiayaan yang lainnya.

"Dengan penguatan secara berkesinambungan dan sinergi antara stakeholder berbasis framework pengembangan UMKM tersebut, UMKM dapat tumbuh kokoh dan berkembang baik termasuk mampu mendukung ekosistem destinasi pariwisata untuk tumbuh secara berkelanjutan ke depan," ungkap Sugeng.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya