Liputan6.com, Jakarta - Pelaku usaha pariwisata di kawasan Nongsa, Batam, bersiap membuka pintu mereka untuk kedatangan wisatawan mancanegara dalam kerangka travel corridor arrangement (TCA) yang rencananya berlaku mulai 21 April 2021. Satu di antaranya adalah Nongsa Point, sebuah resor yang juga menyediakan tempat parkir yacht.
Mita Bekti Utami, Asisstant E-Commerce Manager Nongsa Point, mengungkapkan pihaknya sudah menerima surat pemberitahuan dari Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) soal rencana pemberlakuan travel bubble, khususnya dengan Singapura. Pihaknya pun sudah menerima sertifikasi travel bubble dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Baca Juga
Advertisement
"Sebenarnya, akses untuk business traveler sudah dibuka saat ini. Semua negara sudah bisa masuk ke sini dengan prokes yang ketat," kata Mita saat ditemui di sela-sela Famtrip Disparbud Kepri, Sabtu, 27 Maret 2021.
Skema karantina mandiri yang berlaku saat ini juga akan diterapkan saat TCA mulai berlaku. Mita menerangkan, wisatawan yang datang berlibur wajib membawa serta hasil negatif tes PCR dari negara masing-masing. Selanjutnya, mereka akan menjalani karantina mandiri di unit apartemen yang terdapat di Nongsa Point.
"Kita tempatkan di sana karena unitnya terpisah dari tamu-tamu lain. Lokasinya di atas," ujar Meti.
Durasi karantina mandiri antara 5--14 hari, tergantung hasil tes swab PCR yang kembali dilakukan setiba di Batam. Biaya karantina mandiri ditanggung sendiri oleh pendatang. Masing-masing kamar hanya bisa didiami satu orang pelancong saja.
"Biayanya Rp1,950 juta per unit per malam," sambung dia.
Saat TCA berlaku nanti, para wisatawan yang datang tidak boleh keluar dari kawasan Nongsa Point, begitu pula dengan karyawan yang bekerja di resor. Sementara, wisatawan domestik dan warga setempat juga tidak bisa memasuki kawasan itu. Meski demikian, Meti menyebut banyak aktivitas yang dapat dilakoni wisatawan di dalam resor, mulai dari golf, jetski, snorkeling, hingga barbekyu.
"Sebelum pandemi, 80 persen tamu dari luar, 20 persennya domestik. Mancanegaranya worldwide ya, tetapi yang terbanyak Singapura," terang dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Arahan Menparekraf
Sebelumnya, dalam weekly press briefing yang digelar secara daring, Senin, 22 Maret 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan pihaknya tengah menginisiasi pembukaan TCA di Batam dan Bintan Lagoi, Kepulauan Riau.
"Dengan upaya ini diharapkan agar pariwisata dengan mengacu pada protokol kesehatan yang ketat dan disiplin akan mampu menggeliat, membuka lapangan kerja, dan membangkitkan ekonomi kembali," kata Sandiaga, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Sandiaga menuturkan, dalam rakor tersebut, Menlu Retno Marsudi juga menuturkan ada beberapa negara yang akan memfinalisasikan perjanjian travel bubble dengan Indonesia. Negara-negara tersebut adalah Uni Emirat Arab, Qatar, Belanda, Republik Rakyat Tiongkok, dan Singapura.
"Hal ini juga dipengaruhi oleh banyak hal, seperti penerapan kepatuhan protokol kesehatan, peningkatan dan perluasan testing dan tracing. Serta, semakin masifnya pelaksanaan vaksinasi," katanya.
Menparekraf menilai Kepri telah memenuhi syarat dari segi fisibilitasnya., yang mencakup pintu masuk utama, orbitasi yang hanya 20 km dari Singapura dengan waktu tempuh 40--60 menit khusus ke Batam dan Bintan. Lalu, terdapat rute langsung yang menghubungkan pelabuhan ferry Singapura menuju Pelabuhan Nongsapura di Batam dan Bandar Bintan Telani di Lagoi Bintan.
"Saya sudah mencoba semua rute dan ini bisa segera kita persiapkan untuk pembukaan safe travel corridor dengan Singapura," ujar Menparekraf.
Selain itu, Nongsa dan Bintan Lagoi juga memiliki aksesibilitas, amenitas, dan atraksi yang lengkap dan penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) sudah dijalankan dengan ketat dan disiplin. Namun, ia mengingatkan agar 3M dan 3T terus ditingkatkan, serta para pengusaha hotel dan restoran harus tersertifikasi CHSE.
"Dengan hal ini, kita dapat memberikan rasa confident kepada wisatawan," kata Menparekraf.
Wisatawan asing yang nantinya masuk ke dua zona tersebut, diminta melakukan tes PCR terlebih dahulu. Sedangkan pada saat kedatangan, wisatawan akan melalui proses testing genose. "Setelah itu akan ada aplikasi di mana kita bukan hanya bisa men-trace, tapi juga men-tracking movement wisatawan,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa akibat pandemi terjadi penurunan terdalam pada industri akomodasi, makanan, dan minuman hingga minus 41,01 persen. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepri pada 2020 terkontraksi hingga minus 85,6 persen. Oleh karena itu, Menparekraf juga mendorong Pemprov Kepri untuk mempersiapkan paket-paket wisata menarik jelang pembukaan safe travel corridor.
Advertisement