Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat sedang menyaksikan meningkatnya kekerasan kepada warga keturunan Asia. Kasus penyerangan terutama sedang meningkat di daerah Bay Area (California) dan New York.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York sampai memberikan arahan kepada WNI untuk mengantisipasi serangan bernuansa rasial. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga telah memberikan respons.
Baca Juga
Advertisement
Artikel mengenai kekerasan terhadap warga Asia menjadi sorotan pembaca Liputan6.com pada Rabu (24/3/2021).
Kabar lainnya yang disorot terkait sanksi Uni Eropa ke China dan Myanmar, serta penembakan di supermarket Colorado yang merenggut nyawa 10 orang.
Berikut artikelnya:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Kekerasan Rasial Anti-Asia Meningkat di AS, Begini Langkah Kemlu
Kekerasan bermotif rasial terhadap komunitas Asia di Amerika Serikat telah meningkat dalam setahun terakhir. Kasus serangan fisik dan pelecehan terhadap orang-orang keturunan Asia telah mengalami peningkatan drastis terutama di antara kaum wanita dan orangtua.
Menanggapi hal ini, pemerintah Indonesia tidak lantas diam. Pihak Kemlu, melalui KBRI dan KJRI yang tersebar, terus memberikan perlindungan terhadap WNI di sana.
Advertisement
2. Uni Eropa Lancarkan Sanksi ke Berbagai Negara
Pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussel pada Senin (22/3) menyetujui sanksi atas pelanggaran di China, Myanmar dan Rusia, karena blok itu memperluas langkah-langkah yang menargetkan pelanggaran hak global.
Ke-27 negara itu akan menempatkan empat pejabat China dan satu entitas yang dikelola negara dalam daftar hitam atas tindakan keras Beijing terhadap minoritas Uighur setelah duta besar memberikan lampu hijau pekan lalu.
3. Insiden Penembakan Tewaskan 10 Orang di Colorado, WNI Aman
Insiden penembakan yang terjadi di Colorado pada Senin, 22 Maret 2021 pukul 14.30 waktu setempat telah menewaskan 10 orang, termasuk seorang polisi.
Aksi penembakan tersebut terjadi di pusat perbelanjaan King Soopers di Kota Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Bagaimana nasib WNI?
Advertisement