Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah hingga penutupan perdagangan saham, Rabu, 24 Maret 2021.
IHSG melemah 1,54 persen ke posisi 6.156,14. Indeks saham LQ45 melemah 1,55 persen ke posisi 925,96. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Sebanyak 390 saham melemah sehingga menekan IHSG. 110 saham menguat dan 125 saham diam di tempat.
Pakar keuangan dan pasar modal, Budi Frensidy mengatakan situasi ini merupakan momentum yang pas untuk membeli saham. Pada situasi ini, investor juga bisa memanfaatkan fasilitas pembiayaan margin dari sekuritas atau broker. Dengan kata lain, yakni menggunakan strategi beli murah jual mahal atau buy low sell high.
Baca Juga
Advertisement
“Pada saat kita bisa memastikan bahwa indeks dan harga saham secara rata-rata sudah rendah dan ingin memperbesar keuntungan kita, silahkan gunakan pembiayaan margin,” kata Budi seperti dikutip, Rabu (24/3/2021).
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, reksa dana yang berbasis saham akan turun mengikuti IHSG. Senada, momentum penurunan IHSG ini juga dapat dimanfaatkan untuk membeli produk investasi di harga yang murah.
“Strateginya, lakukan diversifikasi, manfaatkan penurunan sebagai kesempatan untuk membeli di harga yang murah,” kata Rudiyanto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IHSG Tertekan pada 24 Maret 2021
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan saham Rabu, 24 Maret 2021. Pelemahan IHSG terjadi selama tiga hari berturut-turut sejak 22 Maret 2021.
Sebelumnya, pada 22 Maret 2021, IHSG melemah 0,87 persen ke posisi 6.301,13 dan pada 23 Maret 2021 ke posisi 6.252,71.
Pada penutupan perdagangan saham, 24 Maret 2021, IHSG turun 1,54 persen ke posisi 6.156,14. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.239,54 dan terendah 6.143,38.
Sebanyak 390 saham melemah sehingga menekan IHSG. 110 saham menguat dan 126 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 1,13 juta saham dengan volume perdagangan saham 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 54,92 miliar di pasar reguler.
Dengan koreksi IHSG mencapai 1,5 persen mendorong pertumbuhan kinerja IHSG naik 2,96 persen secara year to date (Ytd).
Secara sektoral, 10 sektor saham tertekan yang dipimpin sektor tambang. Sektor tambang turun 3,17 persen. Diikuti sektor pertanian susut 2,36 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 1,92 persen.
Advertisement