Berumur 100 Tahun, Kilang Plaju Masih Bisa Produksi 22 Jenis Bahan Bakar Berkapasitas 35 Juta Barel

Terdapat beberapa produk unggulan Kilang Plaju mulai dari bahan bakar nabati mesin diesel B30, Avtur, Pertamax, Dexlite, Elpiji, Musicool

oleh Athika Rahma diperbarui 24 Mar 2021, 22:52 WIB
Kilang Pertamina di Plaju Palembang Sumsel (Dok. Humas Pertamina Sumbagsel / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) melaporkan jika Kilang Plaju di Sumatera Selatan mampu memproduksi 22 jenis bahan bakar dengan volume sekitar 35 juta barel, pada 2020.

Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasinal (KPI) Ifki Sukarya mengatakan meskipun telah beroperasi lebih dari 100 tahun dan menjadi kilang minyak tertua di Indonesia, produktivitasnya masih tetap tinggi.

"Sepanjang tahun 2020, Kilang Plaju menghasilkan 22 produk dengan volume total lebih dari 35 juta barel," kata Ifki Sukarya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (24/3/2021).

Terdapat beberapa produk unggulan Kilang Plaju mulai dari bahan bakar nabati mesin diesel B30, Avtur, Pertamax, Dexlite, Elpiji, Musicool, Breezon, dan Polytam yang merupakan produk petrokimia premium industri plastik.

Ifki menyebutkan kontribusi pajak Kilang Plaju mencapai Rp 180 miliar. Selain untuk negara, kilang ini juga menyumbang pajak senilai sebesar Rp 57 miliar bagi pemerintah daerah.

"Kilang Plaju menjadi salah satu penyumbang pajak daerah terbesar di Palembang dan Sumatra Selatan. Inilah contoh nyata economic footprint, sumbangsih dari kilang Pertamina untuk terus memberikan energi, semangat dan kontribusi dalam membangun negeri,” kata Ifki.

 

 

Saksikan Video Ini


Berdiri Zaman Belanda

Kilang PT Pertamina Sumbagsel di Plaju, Sungai Gerong Palembang (Dok.istimewa / Nefri Inge)

Merujuk sejarah, Kilang Plaju didirikan tahun 1904 oleh perusahaan minyak dari Belanda, yaitu Shell. Kilang Plaju bertugas menampung minyak mentah dari tambang di daerah Prabumulih, Pendopo, dan sekitarnya untuk diolah menjadi bahan bakar siap pakai bagi kendaraan-kendaran militer Belanda.

Ketika perang dunia kedua berkecamuk, kehadiran Kilang Plaju sangat penting karena menjadi kilang minyak terbesar di Asia Tenggara. Pasukan sekutu memanfaatkan Kilang Plaju untuk menggerakkan alat tempur mereka melawan Jepang.

Tahun 1942, pasukan penerjun Jepang menyerbu Kilang Plaju dan berhasil membumihanguskan sebagian kilang.

Setelah Jepang kalah perang, Kilang Platu kembali dikuasi oleh Belanda. Meskipun telah berumur lebih dari satu abad, Kilang Plaju milik Pertamina ini masih produktif menghasilkan produk-produk bahan bakar berkualitas bagi masyarakat.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya