Lebih Dekat dengan Gunung Pacaya di Guatemala yang Kembali Erupsi

Abu vulkanik akibat erupsi Gunung Pacaya membuat Bandara Internasional La Aurora di Guatemala City ditutup.

oleh Komarudin diperbarui 25 Mar 2021, 09:31 WIB
Sebuah pesawat Copa Airlines berdebu abu vulkanik di bandara internasional La Aurora yang telah ditutup akibat letusan di gunung berapi Pacaya di Guatemala City (23/3/2021). (AP Photo / Moises Castillo )

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Pacaya di Guatemala mengalami erupsi dan mengeluarkan abu vulkanik dengan kolom abu setinggi dua kilometer. Otoritas penerbangan secara resmi menutup bandara dan melarang semua pesawat terbang di dekat kawasan tersebut.

Abu dari gunung berapi yang terletak sekitar 30 mil di selatan ibu kota Guatemala, tertiup ke utara di atas Bandara Internasional La Aurora (GUA) oleh perubahan angin pada Selasa, 23 Maret 2021. Abu pun melapisi pesawat dan landasan pacu.

Keputusan untuk menutup La Aurora dibuat atas rekomendasi Institut Nasional Seismologi, Vulkanologi, Meteorologi, dan Hidrologi Guatemala, menurut Dirección General de Aeronáutica Civil (DGAC), otoritas penerbangan sipil negara itu, melansir dari The New York Post, Rabu, 24 Maret 2021.

DGAC mengonfirmasi bahwa sembilan pesawat di-grounded pada Selasa, sementara yang lain dialihkan ke Los Angeles dari El Salvador. Pacaya aktif meletus sejak Februari 2021. Gunung tersebut terletak juga di dekat Volcan de Fuego Guatemala, yang meletus pada 2018, menewaskan sedikitnya 110 orang.

Bandara internasional Guatemala City dijadwalkan dibuka kembali setelah otoritas penerbangan secara resmi melarang semua pesawat dan menutup fasilitas tersebut di tengah letusan Gunung Pacaya.

Gunung itu merupakan gunung berapi terpopuler bagi para pendaki di Guatemala. Lokasinya berada dekat dengan bekas ibu kota Antigua, situs Warisan Dunia UNESCO.

Perjalanan ke Pacaya cocok untuk pendaki dari semua tingkatan, termasuk pemula dan anak-anak, karena puncaknya yang spektakuler, seperti dilansir dari laman Earth Magazine, Rabu, 24 Maret 2021.

Guatemala sendiri merupakan rumah bagi 22 gunung berapi, tujuh di antaranya aktif. Beberapa di antaranya dapat diakses oleh pendaki yang mencari pengalaman yang mendebarkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gunung Pacaya

Ilustrasi Gunung Pacaya di Guatemala, Amerika Tengah (dok.unsplash/@leokira)

 

Pacaya memiliki ketinggian 2.552 meter. Vulkanisme Pacaya dimulai sekitar 23 ribu tahun yang lalu. Catatan sejarah, yang berasal dari invasi Spanyol ke Guatemala pada abad ke-16, menunjukkan telah terjadi 48 kali letusan sejak 1565. Aktivitas puncak meningkat mulai 1999, dan gunung berapi tersebut telah meletus hampir setiap tahun sejak saat itu.

Sebagian besar aktivitas Gunung Pacaya terdiri dari letusan tipe Strombolian - semburan kecil yang sebagian besar berupa abu dan bom - dengan aliran lava yang terputus-putus. Pada 27 Mei 2010, sekitar pukul 8 malam waktu setempat, Pacaya meletus, memuntahkan puing-puing hingga 1.500 meter di atas gunung berapi dan abu hingga 13.000 meter di atas permukaan laut.

Ini bukan letusan Strombolian kecil biasa yang dialami masyarakat di negara tersebut. Saat itu, lapisan abu tebal menutupi daerah pemukiman yang berjarak 45 kilometer, menyelimuti masyarakat dengan pecahan batu, mineral dan kaca vulkanik yang merusak banyak rumah dan menyebabkan kecelakaan mobil.

Sekitar 3.000 penduduk setempat dievakuasi dari rumah mereka. Bandara internasional di Guatemala City ditutup selama tiga hari, dan lahan pertanian digunakan untuk memproduksi kopi tidak dapat digunakan.


Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya