Sri Mulyani: Ekonomi Negara Paling Kuat, Paling Maju, Paling Kaya Sekalipun Sekarang Terperosok

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 sendiri mengalami kontraksi hingga minus 2,07 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mar 2021, 11:05 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia terpuruk karena terdampak pandemi Covid-19. Tak cuma negara berkembang, negara maju juga mengalami hal yang sama sehingga pertumbuhan ekonomi terkontraksi. 

"Negara paling kuat, paling maju, paling kaya sekalipun mereka sekarang terperosok di dalam kondisi ekonomi yang tidak baik kontraksi. Ekonominya lebih dalam dibandingkan kita," kata Sri Mulyani dalam acara Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang disiarkan lewat Youtube Kemenkeu RI, Kamis (25/3/2021)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 sendiri mengalami kontraksi hingga minus 2,07 persen. Pertumbuhan ini menjadi terburuk sejak krisis 1998 lalu. Namun ekonomi RI masih dianggap lebih baik jika dibandingkan beberapa negara-negara di Asean.

"Tahun 2020 Indonesia juga mengalami kontraksi 2 persen. Namun negara-negara lain kontraksinya mungkin jauh lebih dalam," jelas dia.

Dia mencontohkan, ada beberapa negara-negara ASEAN yang mengalami kontraksi lebih dalam dari Indonesia. Diantaranya adalah Thailand, Malaysia, Singapura. Kemudian jika dibandingkan negara-negara-negara seperti Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol dan Amerika Serikat juga mengalami kontraksi jauh lebih dalam.

"Jadi pandemi ini memang yang luar biasa di bidang kesehatan yang kemudian menular di bidang sosial ekonomi," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Minus 1 Persen di Kuartal I 2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2020). Sri Mulyani memastikan pencairan bantuan Rp 600 ribu bagi para pekerja yang memiliki gaji di bawah Rp 5 juta akan dimulai pekan ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memprediksi Indonesia masih terjebak dalam jurang resesi. Ia memperkirakan ekonomi Indonesia minus 1 hingga minus 0,1 persen di kuartal I 2021.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia mungkin masih di kisaran minus 1 persen hingga minus 0,1 persen untuk kuartal I 2021," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (23/3/2021).

Meski masih resesi, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menganggap ekonomi Indonesia sudah menunjukan progres pemulihan dibanding kuartal-kuartal sebelumnya.

Untuk sepanjang 2021, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif antara 4,5-5,3 persen.

Proyeksi tersebut lebih tinggi dari revisi perkiraan OECD sebesar 4,9 persen, IMF sebesar 4,8 persen, dan Bank Dunia sebesar 4,4 persen.

"Ini adalah suatu hal yang perlu kita jaga dari sisi konsistensi proyeksi, terutama kalau ada tanda-tanda pemulihan ekonomi untuk terus diperkuat," kata Sri Mulyani.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya