Penjualan Kendaraan Listrik Melesat Tajam di Tengah Lesunya Industri Otomotif

Pasar mobil secara keseluruhan di Benua Biru mengalami penurunan 20 persen. Tapi, kendaraan listrik justru tumbuh 67 persen hingga Februari 2021

oleh Arief Aszhari diperbarui 26 Mar 2021, 09:11 WIB
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus Corona Covid-19 membuat industri otomotif di berbagai belahan dunia mengalami penurunan, termasuk di pasar Eropa tahun ini. Namun, berbanding terbalik, segmen kendaraan listrik ternyata malah mengalami peningkatan.

Berdasarkan data JATO Dynamics yang disitat Carscoops, pasar mobil secara keseluruhan di Benua Biru mengalami penurunan 20 persen. Tapi, kendaraan listrik justru tumbuh 67 persen hingga Februari 2021.

Mobil listrik dan plug-in hybrid (PHEV) total terjual sebanyal 115 ribu, dan berkontribusi sebesar 13,6 persen dari seluruh penjualan mobil yang hampir 850 ribu unit.

Sedangkan tahun lalu, segmen mobil listrik dan PHEV hanya menyumbang penjualan sebesar 6,5 persen.

BMW Group, Hyundai, dan Daimler turut berperan sebagai penyumbang penjualan mobil listrik. Sementara Jaguar Land Rover hampir sepertiga penjualannya adalah mobil listrik.

Tesla tentu saja penjualannya 100 persen mobil listrik, dan Geely 45 persen mobil ramah lingkungan.

Tesla Model 3 menjadi EV terlaris sepanjang tahun ini. Penjualan naik 55 persen di Eropa selama 2021, dan dengan mudah melampaui pasar.

Volvo XC40 memimpin pasar PHEV, dengan penjualan hampir 3.500 unit tahun ini, dan pertumbuhannya mencapai 323 persen.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Bikin Iri, Mobil Nasional Vietnam Sudah Bermain Listrik

VinFast yang merupakan merek mobil nasional Vietnam semakin agresif dalam menghadirkan produk baru. Bahkan VinFast sudah lebih jauh melangkah karena model anyar yang dihadirkan adalah mobil listrik. 

VinFast menamainya VFe34. Di pasar domestik, mobil listrik tersebut dibanderol VND 690 juta atau setara Rp 430 jutaan. Besaran angka itu jelas lebih murah dari Hyundai Kona EV Signature di Indonesia, Rp 697 juta OTR Jakarta.

Bicara soal rancang bangun, VF e34 memiliki paras tak kalah menarik dari SUV pabrikan Korea Selatan itu. Untuk mengundang minat pelanggan di sana, perusahaan memberi promo.

Konsumen yang melakukan pre-order sebelum 30 Juni 2021, langsung menerima diskon sebesar VND 100 juta (Rp 160 juta) dan gratis langganan baterai selama satu tahun. Guna menjamin kualitas produk, VinFast menerapkan garansi hingga 10 tahun bagi VF e34.

Wajar saja harganya bisa murah. Sebab VinFast VF e34 dijual tanpa baterai. Pengguna harus menyewa baterai layaknya motor listrik, dengan biaya tetap 1,45 juta VND saban bulan (Rp 600 ribuan) untuk penggunaan jarak maksimal 1.400 km. Melampaui jumlah itu, pengguna harus membayar biaya tambahan 998 VND per km (Rp 600).

VF e34 ditenagai oleh motor listrik dan menggunakan baterai 42 kWh. Putaran arus listrik menghasilkan tenaga 110 kW (150 PS) dan torsi puncak 242 Nm.

Mobil listrik Vietnam ini berukuran kompak. Panjang 4.300 mm, lebar 1.793 mm, tinggi 1.613 mm serta wheelbase 2.611 mm. Ground clearance mencapai 180 mm dan total bobot tubuh 1.490 kg. Ia menerima suspensi depan MacPherson Strut, kemudian penopang roda belakang pakai Torsion Bar.

Soal daya jelajah. Baterai pack berkapasitas 42kWh, mampu menempuh jarak maksimal 300 km. Jadi, untuk mengisi penuh baterai dari 0 persen hingga 100 persen di rumah, pengguna harus membayar listrik 42 kWh.


Infografis Mobil Listrik

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya