Liputan6.com, Jakarta Perusahaan farmasi Pfizer dikabarkan telah memulai uji klinis vaksin COVID-19 mereka untuk kelompok anak berusia di bawah 12 tahun.
Pada Kamis kemarin, perusahan tersebut mengumumkan bahwa mereka telah memulai uji coba skala kecil vaksin virus corona ke anak usia 6 bulan hingga 11 tahun.
Advertisement
Mengutip Live Science pada Jumat (26/3/2021), Pfizer berencana mengikut sertakan 144 anak dalam uji coba tahap satu, dengan tujuan menentukan dosis yang tepat bagi anak dari berbagai usia.
Berdasarkan laporan The New York Times, peserta pertama dalam studi tersebut adalah sepasang gadis kembar berusia 9 tahun, yang diimunisasi di Duke University di North Carolina, Amerika Serikat pada Rabu pekan ini.
Sharon Castillo, juru bicara Pfizer mengatakan bahwa hasil uji coba tersebut diharapkan keluar pada paruh kedua tahun ini. Mereka menargetkan vaksin akan mendapatkan izin penggunaan bagi anak di bawah 12 tahun pada awal 2022.
Uji klinis akan dilakukan dengan memberikan tiga dosis yang berbeda: 10, 20, dan 30 mikrogram per suntikan. Pada orang dewasa, satu dosis suntikan vaksin Pfizer berisi 30 mikrogram.
Vaksin akan diuji terlebih dahulu pada anak usia 5 hingga 11 tahun, dilanjutkan ke kelompok usia 2 hingga 4 tahun, dan terakhir 6 bulan hingga 2 tahun.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Vaksin COVID-19 Mulai Diuji pada Anak
Apabila sudah mendapatkan dosis yang tepat untuk setiap kelompok usia, Pfizer akan memulai uji klinis pada 4.500 anak, dengan dua per tiga dari mereka akan mendapatkan vaksin asli, dan sepertiga akan mendapatkan plasebo.
Selain Pfizer, beberapa perusahaan memang telah memulai uji klinis vaksin COVID-19 mereka pada anak. Moderna sudah memulai studi pada kelompok usia yang sama dengan Pfizer.
AstraZeneca juga sudah memulai uji klinis vaksin pada kelompok usia 6 bulan ke atas pada bulan lalu. Sementara Johnson & Johnson berencana memperluas uji klinis vaksinnya kepada anak-anak berusia lebih muda, setelah menilai kinerjanya pada anak yang lebih tua.
Sementara itu di China, Sinovac juga telah melakukan studi awal vaksin mereka ke anak usia 3 sampai 17 tahun. Studi vaksin corona pada anak lain juga dilakukan oleh Sinopharm.
Lucia Rizka Andalusia, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 BPOM dalam dialog virtual pada Kamis kemarin mengatakan, keamanan dan manfaat vaksin COVID-19 harus dipastikan dahulu di populasi dewasa sebelum diuji klinis pada anak.
"Uji klinis pada anak-anak hanya boleh dilakukan manakala uji klinis pada kelompok populasi dewasa telah menunjukkan keamanan dan efektivitas yang baik," katanya.
Advertisement