Ini Alasan Begitu Banyak Siswa Membenci Pelajaran Matematika

Matematika menjadi salah satu pelajaran yang tidak disukai oleh banyak orang, beberapa alasan dan cara mengatasinya akan dibahas.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2021, 19:10 WIB
Ilustrasi matematika. (Photo by Antoine Dautry on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Matematika memiliki reputasi yang kurang baik yaitu sebagai mata pelajaran yang dibenci siswa.

Mengutip dari Oxford Learning, Jumat (26/3/2021), tidak jarang para siswa mengatakan "Aku benci kelas Matematika" atau "Matematika itu terlalu sulit" dari siswa yang merasa kesulitan mempelajarinya.

Beberapa orang mungkin memiliki pertanyaan mengenai hal ini, karena banyak siswa yang benar-benar tidak menyukai Matematika.

Jika orang terdekat atau bahkan diri Anda sendiri termasuk di antara banyak siswa yang membenci Matematika, ada cara untuk membantu.

Beberapa hal ini mungkin dapat membantu untuk belajar memandang Matematika lebih dari sekadar angka dan persamaan.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Ada Beberapa Cara Untuk Mendapatkan Nilai Baik

Ilustrasi Anak Belajar Matematika Credit: pexels.com/Julia

Dengan subjek seperti bahasa Inggris atau tulisan, nilai dapat berasal dari berbagai faktor seperti kreativitas, ejaan, tata bahasa, gaya, tanda baca, dan banyak lagi.

Dengan Matematika, hanya ada sedikit peluang untuk mendapatkan nilai karena jawaban hanya bisa benar atau salah.

Maka cara yang dapat membantu adalah dengan belajar melihat jawaban benar atau salah sebagai positif.

Dengan esai dan tugas membaca, bisa jadi sulit untuk mencapai nilai tinggi karena ada begitu banyak cara untuk memberikan atau menghilangkan nilai.

Jika anak sudah bekerja keras dan memahami materi, ada kemungkinan untuk mendekati 100% pada tesnya.


Siswa Berpikir Itu Membosankan

Ilustrasi Anak Belajar Matematika Credit: pexels.com/August

Beberapa siswa tidak menyukai Matematika karena menurut mereka itu membosankan.

Mereka tidak tertarik dengan angka dan rumus sebagaimana mereka tertarik dengan sejarah, sains, bahasa, atau mata pelajaran lain yang lebih mudah untuk dihubungkan secara pribadi.

Mereka memandang Matematika sebagai figur abstrak dan tidak relevan yang sulit dipahami.

Cobalah dengan menghubungkan Matematika dengan skenario kehidupan nyata untuk memicu minatnya pada mata pelajaran tersebut.

Jika memiliki kerabat atau teman yang bekerja dengan melibatkan angka untuk karir mereka, mintalah mereka untuk berbicara dengan anak Anda tentang pekerjaan mereka pada pertemuan berikutnya.

Bisa juga dengan menunjukkan bagaimana Matematika berperan dalam kehidupan sehari-hari seperti saat menghitung belanjaan dan menceritakan waktu.


Membutuhkan Banyak Hafalan

Ilustrasi Anak Belajar Matematika Credit: pexels.com/Olia

Banyak siswa yang tidak menyukai Matematika karena kesulitan menghafal semua rumus dan persamaan.

Pada kenyataannya, menghafal hanyalah salah satu bagian dari pembelajaran Matematika.

Alih-alih hanya menghafal, siswa harus berkonsentrasi pada pemahaman bagaimana dan mengapa rumus ini bekerja.

Siswa yang bergantung pada hafalan saat belajar Matematika tidak dapat menerapkan pengetahuannya dan cenderung menjadi putus asa ketika diminta untuk berpikir di luar kebiasaan.

Di waktu luang cobalah tawarkan permainan asah otak berbasis angka yang berfokus pada membangun keterampilan pemecahan masalah daripada menghafal.

Ini bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk membuat anak Anda bersemangat tentang Matematika.


Membuat Kesalahan Adalah Bagian dari Pembelajaran

Ilustrasi Belajar dari Rumah saat pandemi virus corona (Photo by Annie Spratt on Unsplash)

Untuk belajar, Matematika membutuhkan banyak kesalahan.

Siswa harus mengulangi jenis pertanyaan yang sama berulang kali sampai mereka mendapatkan jawaban yang benar, dan itu bisa membuat frustasi.

Jawaban yang salah secara berulang-ulang dapat merusak kepercayaan diri seseorang, membuat mereka menghindari topik tersebut.

Penting agar anak-anak tidak menghindari tugas yang menantang dan membutuhkan kerja keras.

Bantu anak untuk memahami bahwa semakin sulit mendapatkan jawaban yang benar, semakin memuaskan saat ia menyelesaikannya.

Jika anak tersebut berkecil hati saat belajar Matematika, ingatkan dia bahwa membuat kesalahan hanyalah bagian dari proses belajar.

Pelajaran berharga ini berlaku baik di kelas maupun untuk kehidupan secara keseluruhan.

 

Reporter: Veronica Gita


Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya