Covid-19 di Sejumlah Negara Naik, Jokowi: Kita Turun di Angka 5.000 Kasus

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku kerap menerima laporan terkait perkembangan kasus Covid-19 baik di Indonesia maupun negara-negara lainnya.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Mar 2021, 13:00 WIB
Presiden Joko Widodo merapihkan masker yang digunakannya saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Dalam kunjungannya Jokowi memastikan Rumah Sakit Darurat siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku kerap menerima laporan terkait perkembangan kasus Covid-19 baik di Indonesia maupun negara-negara lainnya. Menurut dia, kasus Covid-19 di beberapa negara melonjak naik.

"Kita Alhamdulilah, di Januari pernah di angka 13.000 kasus harian, 14.000 bahkan 15.000. Sekarang kita sudah turun dan berada di angka 5.000-6.000 dan akan terus kita turunkan," ujar Jokowi, saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2021 dari Istana Negara Jakarta, Jumat (26/3/2021), seperti yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden

Dia memaparkan, kasus harian Covid-19 di India tiba-tiba melonjak hingga 4 kali lipat, padahal sebelumnya sudah mulai menurun. Jokowi menyampaikan, kasus harian virus Corona di India mencapai 59 ribu.

"Kondisi yang sama dialami Brazil dengan kasus harian Covid-19 mencapai 90.500 dan Amerika Serikat 66.000," terang dia.

Kendati kasus di Indonesia sudah mulai menurun, Jokowi tetap meminta kepala daerah untuk tetap waspada terhadap penyebaran virus Corona.

"Jangan merasa sudah 5.000 langsung kewaspadaan kita, dan kita lengah, hati-hati," ucap dia.

"Barang ini kita gak kelihatan, di mana juga kita gak tahu, lewatnya apa kita gak tahu media penularannya juga kita gak tahu. Sebab itu, satu-satunya jalan tetap waspada dan jangan lengah," tegas Jokowi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ingatkan Prioritas Vaksin Covid-19

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pengarahan kepada para peserta Rapat Koordinasi Nasional Kebakaran Hutan dan Lahan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Jokowi memperingatkan Polri dan TNI untuk menindak tegas pelaku pembakaran hutan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para bupati membuat skala prioritas untuk program vaksinasi Covid-19.

Menurut dia, tempat-tempat yang interaksi dan mobilitasnya tinggi dapat diprioritaskan untuk mendapat vaksinasi Covid-19.

"Bapak/Ibu Bupati harus tahu dan harus dikontrol sekarang. Mulai di luar nakes (tenaga kesehatan) dan pelayan publik, dahulukan tempat-tempat yang interaksinya tinggi, mobilitasnya tinggi," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2021 dari Istana Negara Jakarta, Jumat (26/3/2021), seperti ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden.

"Misalnya pasar, itu tempat yang interaksi dan mobilitas orang tinggi, dahulukukan. Terminal, mobilitas tinggi interaksi tinggi, dahulukan," sambung dia.

Jokowi menyebut, setidaknya 181,5 juta penduduk Indonesia harus divaksin untuk mencapai herd immunity (kekebalan komunal).

"Selain jumlah yang banyak, ketersediaan vaksin virus Corona di Indonesia juga terbatas," kata dia.

Pasalnya, lanjut Jokowi, sebanyak 426 juta dosis vaksin yang dipesan pemerintah akan datang secara bertahap. Sehingga, dia menegaskan perlu dibuat skala prioritas penerima vaksin Covid-19.

"Kita sudah booking 426 juta dosis vaksin tapi datangnya dikit-dikit, ini datang baru awal 7 juta (dosis), naik lagi 11 juta, dikit-dikit. Baru mungkin melimpah Juli atau Agustus, baru mungkin per bulan 60-70 juta," papar Jokowi.


Jokowi dan Pemimpin Dunia Disuntik Vaksin Covid-19

Infografis Jokowi dan Pemimpin Dunia Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya