Ganasnya Pandemi, Bikin Puluhan Juta UMKM Gulung Tikar

Pada 2020 hanya tersisa sekitar 34 juta unit UMKM yang masih bisa bertahan dari terpaan krisis pandemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2021, 13:15 WIB
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menceritakan kondisi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sangat terpukul akibat pandemi Covid-19.

Melansir data Kementerian Koperasi dan UKM, Ikhsan mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia sejak 2017 sebenarnya terus menunjukan progres peningkatan.

Pada 2017, jumlah UMKM tercatat ada sekitar 60,4 juta unit. Jumlahnya bertambah menjadi 62,6 juta unit pada 2018, dan semakin naik hingga 64,7 juta unit pada 2019.

"Yang menarik tahun 2020, masa pandemi, tahun 2020 ini kami mencatat lebih kurang 30 jutaan UMKM dampak pandemi akhirnya jatuh, akhirnya bangkrut," ujar Ikhsan dalam acara pelatihan wartawan Bank Indonesia secara virtual, Jumat (26/3/2021).

Ikhsan menyatakan, sejak 2020 hanya tersisa sekitar 34 juta unit UMKM yang masih bisa bertahan dari terpaan krisis pandemi. Akibatnya, kontribusi UMKM pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pun otomatis menyusut.

"Tahun 2020 hanya tinggal sekitar 34 juta unit. Dan memang dari sisi kontribusi PDB juga yang tadinya 2019 kami dari UMKM memberikan kontribusi pada negara sekitar 60 persen, tapi di 2020 kami enggak mampu karena kami enggak mampu bertahan," ungkapnya.

Menurut dia, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada pertengahan 2020 lalu juga sangat memukul pelaku UMKM. Pasca pemerintah mulai menggantikan PSBB dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Ikhsan mula bersyukur.

"Sebenarnya akhir tahun 2020 kami bangkit, tapi PSBB lagi, jadi kami turun lagi. Kemarin saya ke Bali, itu lumpuh total UMKM pariwisatanya. Jadi kebijakan pemerintah berpengaruh pada UMKM," kata Ikhsan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kampanye Benci Produk Asing

KKI 2018 kembali diselenggarakan oleh Bank Indonesia untuk mengembangkan UMKM di Indonesia agar siap masuk ke pasar global.

Dia lantas berharap pemerintah semakin menaruh mata pada UMKM yang terkapar akibat pandemi.

Oleh karenanya, ia menyambut baik kampanye benci produk asing yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), karena itu akan buka peluang masyarakat beralih ke produk UMKM.

"Misalnya alokasi BUMN untuk UMKM kami syukuri, tapi at least UMKM makin dicintai bangsa sendiri. Apalagi pak Presiden Jokowi nyatakan cinta produk Indonesia benci produk asing. Ini statement yg membuka peluang bagi UMKM," seru Ikhsan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya