Menkes: Kasus Covid-19 di Eropa Melonjak Drastis, Jangan Sampai Terjadi di Indonesia

Menkes mengingatkan, masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan, sekalipun telah divaksin.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2021, 14:54 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meresmikan Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit di RSUI, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). XL Axiata bekerja sama dengan RSUI yang didukung Kemenkes dan Pemkot Depok menggelar program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di beberapa negara di Eropa dikarenakan adanya strain baru virus corona. Selain itu, disebabkan pergerakan masyarakat yang tinggi.

"Di beberapa negara eropa sudah terjadi kenaikan kasus kembali, kita amati terjadinya karena ada strain baru yang sudah ada di Indonesia sejak Januari dan adanya mobilitas yang terlalu agresif pembukaannya," jelas Budi Gunadi dalam konferensi pers usai bertemu Presiden Jokowi, Jumat (26/3/2021).

Untuk itu, dia mengatakan Presiden Jokowi meminta laju penyebaran Covid-19 yang saat ini sudah mulai menurun dipertahankan. Kondisi ini salah satunya dikarenakan kebijakan PPKM Mikro yang sudah diterapkan di 15 provinsi.

"Arahan Bapak Presiden coba dicari titik keseimbangan agar hasil yang sudah bagus karena PPKM Mikro dan vaksinasi kita tidak kehilangan momentum perbaikannya. Dengan demikian kita diharapkan terus turun dan tidak mengalami lonjakan seperti di Eropa," ujar Budi.

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan, sekalipun telah divaksin. Pasalnya, kata Budi, vaksinasi bukan berarti kebal dari penularan Covid-19.

"Jadi vaksinasi tidak membuat kita kebal, tidak mungkin terkena. Tapi masih bisa terkena, tapi karena antibodi baik segera cepat sembuh dan tidak harus ke RS tapi masih bisa menularkan," tuturnya.

"Karena itu, tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Sehingga adanya strain baru pun tidak usah kita khawatirkan," sambung Budi Gunadi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Syukuri Tren Menurun Covid-19

Penumpang dari Taiwan yang mengenakan APD lengkap tiba di Bandara Paris Charles de Gaulle di Roissy, Paris, Senin (1/2/2021). Prancis telah menutup perbatasannya untuk mayoritas negara non-Uni Eropa akibat situasi pandemi dan kekhawatiran penyebaran varian baru Covid-19. (AP Photo/Francois Mori)

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa risiko penyebaran Covid-19 masih ada di Indonesia. Kendati begitu, dia mengaku bersyukur kasus harian Covid-19 di Indonesia saat ini sudah mulai menurun jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2021 dari Istana Negara Jakarta, Jumat (26/3/2021), seperti yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden.

"Kita Alhamdulilah di Januari pernah di angka 13.000 kasus harian, 14.000, bahkan 15.000, sekarang kita sudah turun dan berada di angka 5-6 ribu (kasus harian) dan akan terus kita turunkan," jelasnya.

Jokowi menyebut kasus harian virus corona di India mencapai 59.000, Brazil, 90.500 kasus harian, dan Amerika Serikat 66.000 kasus harian Covid-19. Untuk itu, dia meminta para kepala daerah untuk tetap waspada agar kasus Covid-19 di daerahnya tak melonjak.

"Ini harus menjadi kehati-hatian kita semua. Jangan merasa sudah 5.000 (kasus harian) langsung kewaspadaan kita, dan kita lengah, hati-hati," ucap dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya