Ambisi Erick Thohir: Baterai Kendaraan Listrik Indonesia Jadi Nomor Satu Dunia

Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan peresmian pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC)

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Mar 2021, 17:40 WIB
Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir pastikan 1,5 juta tenaga kesehatan disuntik vaksin COVID-19 awal 2021 saat bertemu IDI di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/9/2020). (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir berharap, terbentuknya Indonesia Battery Corporation (IBC) atau holding baterai kendaraan listrik bisa membuat Indonesia jadi produsen electric vehicle (EV) battery nomor wahid dunia, utamanya untuk baterai motor listrik dan stabilisator.

Dalam pembentukan Indonesia Battery Corporation, pemerintah turut menggaet pabrikan baterai kendaraan listrik terdepan dunia, yakni China's Contemporary Amperex Technology (CATL) dan LG Chem Ltd.

Erick berharap kolaborasi itu akan menciptakan transfer teknologi kepada IBC yang beranggotakan Inalum, Pertamina, PLN, dan Antam.

"Karena kita tahu di dalam perjanjian itu, tidak hanya kita bicara baterai listrik buat mobil, tapi kita juga bicara baterai listrik buat motor, yang dimana Indonesia salah satu market terbesar daripada motor dunia. Di situlah juga kita ingin jadi leading sektornya," ujarnya dalam sesi teleconference, Jumat (26/3/2021).

Selain itu, mantan Bos Inter Milan ini mengatakan, poin terbesar dari perjanjian antara IBC bersama CATL dan LG Chem adalah untuk stabilisator baterai listrik. Menurutnya, itu akan jadi sangat penting untuk masa depan yang bergantung pada energi terbarukan (renewable energy) untuk kebutuhan power listrik di rumah.

"Jadi ini perjanjian sangat win-win. Di mobilnya kita mengalah, tetapi di motor listriknya dan di stabilisator baterainya kita yang menjadi leading sector," seru Erick Thohir.

Oleh karenanya, ia mendorong Inalum, Pertamina, PLN dan Antam agar tidak malu-malu menimba ilmu dari CATL dan LG Chem. Karena kerjasama ini akan membawa IBC jadi pemain dunia di industri kendaraan listrik.

"Karena kenapa, tentu kita ingin menjadi global player (baterai kendaraan listrik) juga, dengan alih teknologi dan penguasaan pasar ke depannya. Sehingga kita tidak hanya jadi market saja," imbuh Erick Thohir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sah, Erick Thohir Bentuk Indonesia Battery Corporation

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersiap mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat tersebut membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan peresmian pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai basis pembentukan industri baterai kendaraan listrik (EV battery) di Tanah Air.

Perusahaan holding ini akan terdiri dari empat perusahaan BUMN, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum (MIND ID), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).

Erick mengatakan, pembentukan IBC ini jadi bukti kesuksesan rencana pemerintah selama satu tahun terakhir. Menurut dia, alam Indonesia juga diuntungkan lantaran banyak menyimpan nikel sebagai bahan dasar pembentukan EV battery.

"Alhamdulillah yang sudah kita jalankan sama-sama, kita mau, kompak, ini bisa terbukti. Apalagi kita dikasih anugerah kekayaan nikel hampir 24 persen dunia," kata Erick Thohir dalam sesi teleconference, Jumar (26/3/2021).

Mantan Bos Inter Milan ini menyatakan, kehadiran EV battery juga nantinya akan membuat Indonesia lebih bersahabat dengan ekonomi ramah lingkungan (green economy).

Pembentukan Indonesia Battery Corporation ini juga disebutnya sebagai bukti bahwa pemerintah yang tidak ingin terlambat lagi jadi pemain dunia dalam suatu bidang.

"Alhamdulillah kita manfaatkan momentum sangat penting, inovasi EV battery berbasis nikel, kita ambil langkah cukup berani, tak mau kalah sama RTT (Republik Rakyat Tiongkok), Amerika Serikat (AS), Korea. Kita bisa jadi pemain global," tutur Erick Thohir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya