Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan harapannya terkait rencana go public sejumlah perusahaan pelat merah hingga 2023. Erick ingin BUMN nantinya tidak hanya asal go public, melainkan agar bisa memiliki daya saing di pasar global.
"Jadi ini bukan istilahnya kita go public saja. Tetapi kita memastikan ini menjadi blueprint yang jelas untuk nilai competitiveness Indonesia secara global,” kata dia dalam video konferensi, Jumat (26/3/2021).
Di sisi lain, Erick Thohir mengatakan Indonesia kini telah memiliki sovereign wealth fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA) yang menjadi kendaraan pembangunan ekonomi di dalam negeri.
Baca Juga
Advertisement
Proyek-proyek infrastruktur dibangun berdasarkan modal, dan bukan hutang.Sebelumnya, Erick Thohir menyebutkan ada 12 perusahaan pelat merah yang bakal melantai di bursa hingga 2023. Erick mengatakan, hal ini dilakukan dalam rangka menjaga transparansi dan good governance perusahaan BUMN.
"8 sampai 12 ini kita persiapkan untuk 2021, 2022, 2023. InsyaAllah dengan kerja keras kami dan dukungan dari OJK, Bursa dan seluruh penganut kebijakan, ini bisa kita jalankan sesuai dengan target yang kita canangkan,” ujar Erick.
Erick mengatakan, BUMN yang nantinya akan go public merupakan perusahaan yang baik, dan memiliki strategi jangka panjang. Alasan ini pula yang dinilai Erick menjadikan perusahaan BUMN kian mentereng dalam beberapa waktu terakhir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BEI Sambut Baik Rencana IPO BUMN
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana mengajukan sejumlah perusahaan pelat merah untuk masuk ke pasar modal pada 2021-2023.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebutkan ada 12 BUMN yang bakal melantai di bursa hingga 2023. Erick mengatakan, hal ini dilakukan dalam rangka menjaga transparansi dan good governance perusahaan BUMN.
Rencana ini lantas disikapi oleh pihak Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyambut baik jika ada BUMN yang akan go public.
"Bursa menyambut baik apabila terdapat filling dari perusahaan BUMN (anak usaha/cucu) masuk ke pipeline,” kata dia kepada wartawan, Kamis, 4 Februari 2021.
Lebih lanjut, Nyoman menyebutkan sampai dengan hari ini ada 27 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham BEI dengan rincian sebagai berikut:
4 Perusahaan dari sektor Basic Materials
2 Perusahaan dari sektor Industrials
3 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
3 Perusahaan dari sektor Technology
2 Perusahaan dari sektor Infrastructures
1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics
1 Perusahaan dari sektor Energy
2 perusahaan yang sektor/klasifikasi masih dalam proses evaluasi
Saat ini sudah ada 28 perusahaan BUMN yang tercatat di BEI. Namun hanya 24 di antaranya yang dinilai sehat, baik secara fundamental maupun sustainability-nya."Ada 28 yang listing, ada 4 yang terengah-engah. Harus diperbaiki, karena jangan hanya listing tapi bersaing dan sustain," kata Erick.
Advertisement