Penampakan Letusan Gunung Berapi di Islandia Setelah Tidur 6 Ribu Tahun

Gunung Berapi Fagradalsfjall bangkit dari tidur panjangnya.

oleh Hariz Barak diperbarui 27 Mar 2021, 13:03 WIB
Aliran lava dari letusan gunung berapi di Semenanjung Reykjanes di barat daya Islandia pada Sabtu (20/3/2021). Letusan gunung berapi yang sudah lama tidak aktif mengirimkan aliran lava yang mengalir melintasi lembah kecil di Islandia itu sudah mereda. (Icelandic Coast Guard via AP)

Liputan6.com, Reykjavik - Gunung Berapi Fagradalsfjall bangkit dari tidur panjangnya. Setelah tidak aktif selama 6.000 tahun, gunung di semenanjung Reykjanes, Islandia, barat daya ibu kota Reykjavík, meletus pada Jumat 19 Maret. 

Sepekan berlalu, aktivitas vulkanik kini telah "agak menurun", menurut Kantor Meteorologi Islandia (IMO). Letusan yang terjadi saat ini "kecil" dengan "aktivitas vulkanik" setelah "agak menurun" di daerah itu, kata badan itu di Twitter.

 

Aliran lava dari letusan gunung berapi di Semenanjung Reykjanes di barat daya Islandia pada Sabtu (20/3/2021). Letusan gunung berapi yang sudah lama tidak aktif mengirimkan aliran lava yang mengalir melintasi lembah kecil di Islandia itu sudah mereda. (AP Photo/Marco Di Marco)

Celah eruptif memiliki panjang kurang dari 500-700 meter menurut IMO dengan luas lava yang membentang kurang dari satu kilometer persegi. Meskipun ada pengurangan aktivitas ini, aliran lava masih menimbulkan "bahaya lokal," kata IMO, dikutip dari CNN, Sabtu (27/3/2021).

"Polusi gas tidak diharapkan menyebabkan banyak ketidaknyamanan bagi orang-orang kecuali dekat dengan sumber letusan," tambah sebuah tweet lebih lanjut.

Aliran lava dari letusan gunung berapi di Semenanjung Reykjanes di barat daya Islandia pada Sabtu (20/3/2021). Erupsi Gunung berapi yang tertidur lama alias tidak aktif selama 6.000 tahun tidak mempengaruhi lalu lintas penerbangan. (AP Photo/Marco Di Marco)

IMO terus memantau emisi gas menyusul letusan spektakuler Hari Jumat yang menyebabkan pihak berwenang mengarahkan warga menjauh dari jalan raya utama Reykjanesbraut.

Kekhawatiran muncul tentang kedekatan gunung berapi ke bandara utama negara itu, Bandara Internasional Keflavik, yang hanya berjarak 25 menit naik mobil dari semenanjung.

Lava mengalir dari gunung berapi Fagradalsfjall yang Meletus di Reykjavik, Islandia, pada Jumat (19/3/2021). Sistem Pegunungan Krysuvik, yang tidak memiliki gunung inti, berada di selatan Gunung Fagradalsfjall di Semenanjung Reykjanes di barat daya Islandia. (Icelandic Coast Guard/AFP)

Kode warna penerbangan untuk bandara diturunkan dari merah ke oranye pada hari Sabtu karena prediksi jatuhnya abu minimal oleh IMO. Departemen Perlindungan Sipil dan Manajemen Darurat Islandia menyarankan Jumat malam bahwa orang-orang dalam beberapa mil dari gunung berapi menutup jendela mereka dan tinggal di dalam rumah untuk menghindari efek gas vulkanik di udara.

"Polusi gas vulkanik diperkirakan akan meluas sejauh Þorlákshöfn dan berlanjut ke malam hari. Orang-orang diminta menutup jendela dan tinggal di dalam rumah. Status dan jumlah emisi SO2 dari letusan sedang dinilai," cuit agensi akhir Jumat.

Lava yang mengalir dari gunung berapi Fagradalsfjall yang meletus sekitar 40 km sebelah barat ibu kota Islandia, Reykjavik, pada Sabtu (20/3/2021). Sebuah gunung berapi di dekat ibu kota Islandia meletus pada hari Jumat, 19 Maret. (Icelandic Coast Guard via AP)

Letusan itu datang setelah berminggu-minggu peningkatan aktivitas seismik di semenanjung, dengan sekitar 400 gempa terdeteksi di wilayah itu pada Kamis pagi saja, menurut IMO.

"Ini agak kurang aktivitas seismik dibandingkan dengan pagi sebelumnya di mana jumlahnya telah sekitar 1.000 gempa bumi," tambah IMO dalam sebuah tweet pada hari Kamis.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya