Liputan6.com, Jakarta - World Health Organization (WHO) mengingatkan kembali negara-negara untuk bekerja sama dalam memastikan akses vaksin COVID-19 yang setara di dunia.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus terkait adanya gangguan pada distribusi vaksin virus corona di dunia dalam konferensi persnya pada Jumat lalu.
Advertisement
Dikutip dari laman WHO pada Minggu (28/3/2021), Tedros mengatakan bahwa 177 negara telah memulai vaksinasi. Dalam sebulan, COVAX telah mendistribusikan lebih dari 32 juta vaksin ke 61 negara.
Tedros mengatakan bahwa tersisa 15 hari dari target 100 hari vaksinasi awal tahun ini, dan 36 negara masih menunggu untuk melakukan vaksinasi pada petugas kesehatan dan lansia.
"Dari jumlah tersebut, 16 dijadwalkan untuk menerima dosis pertama dari COVAX dalam 15 hari ke depan. Tinggal 20 negara yang siap berangkat dan menunggu vaksin," ujarnya.
"COVAX siap dikirim, tetapi kami tidak dapat mengirimkan vaksin yang tidak kami miliki," kata Tedros.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Minta Negara Donasi Vaksin
Tedros menilai bahwa kesepakatan bilateral, larangan ekspor, nasionalisme vaksin, dan diplomasi vaksin, telah menyebabkan distorsi di pasar, dengan ketidakadilan yang besar dalam penawaran dan permintaan.
"Meningkatnya permintaan vaksin telah menyebabkan penundaan dalam mengamankan puluhan juta dosis yang diandalkan COVAX," kata Tedros.
Dia mengatakan, COVAX membutuhkan 10 juta dosis sesegera mungkin sebagai langkah agar tidak terjadi jarak, sehingga 20 negara itu bisa memvaksinasi pekerja kesehatan dan lansia dalam dua pekan ke depan.
"Hari ini saya meminta negara dengan dosis vaksin yang memiliki Daftar Penggunaan Darurat WHO untuk menyumbangkan sebanyak mungkin dosis demi membantu kami memenuhi target tersebut," katanya.
Ia juga meminta produsen membantu memastikan negara-negara tersebut dapat mendonasikan dosis vaksin dengan cepat. "Ada banyak negara yang mampu menyumbang dosis dengan sedikit gangguan pada rencana vaksinasi mereka sendiri."
"10 juta dosis tidaklah banyak, dan itu tidak cukup, tetapi itu adalah permulaan. Kita akan membutuhkan ratusan juta lebih dosis dalam beberapa bulan mendatang."
Pada kesempatan tersebut Tedros mengungkapkan bahwa ada empat vaksin lagi yang sedang dalam proses penilaian untuk daftar penggunaan darurat WHO. Ia berharap paling tidak ada satu di antaranya yang mendapat persetujuan pada akhir April.
Advertisement