Liputan6.com, Jakarta - Pertamina Mandalika SAG Team menjalani debut di ajang Moto2 di Sirkuit Losail, Qatar, Minggu (28/3/2021) malam, dengan hasil yang lumayan. Salah satu pembalap andalannya, Bo Bendsneyder, berhasil meraup poin berbekal finish di posisi ke-9.
Berbekal start dari posisi ketiga membuat Bo Bendsneyder sempat diunggulkan. Namun balapan yang berjalanan ketat membuat Bo Bendsneyder harus puas menampati posisi 9 dan berhak mengantongi 7 poin.
Baca Juga
Advertisement
Sementara pembalap Pertamina Mandalika SAG Team lainnya, Thomas Luthi, hanya sanggup menempati posisi 15 dan mendapat 1 poin. Ia sendiri start dari posisi ke-17.
Dengan hasil tersebut, Pertamina Mandalika SAG Team untuk sementara mendapat 8 poin.
"Penampilan perdana Pertamina Mandalika Sag Team ini menjadi titik awal dari Indonesia berkiprah di Kejuaraan Dunia, sekaligus mempromosikan produk-produk Indonesia yang telah layak mendunia," tterang Presiden Pertamina Mandalika SAG Team M Rapsel Ali dalam keterangan resminya, Senin (29/3/2021).
Kini Pertamina Mandalika SAG Team harus menatap seri-seri berikutnya dengan penuh rasa optimistis dan cepat beradaptasi dengan tunggangannya (Kalex Moto2) agar bisa merangsek ke posisi teratas.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ada Corak Batik di Motor Balap Pertamina Mandalika SAG Team, Ini Maknanya
Pertamina Mandalika SAG Team telah memamerkan motor balap yang bakal berlaga di ajang Moto2. Motor balap itu memiliki livery yang unik dan corak yang cukup mencolok.
Warna biru, putih, dan merah mendominasi. Menariknya, terdapat ornamen batik parang pada motor balap tersebut.
Batik yang khas dengan Indonesia itu memang terlihat membuat tim balap Moto2 itu mencerminkan identitas Tanah Air. Tapi mengapa batik parang?
Batik parang memiliki arti terus berjuang tanpa putus asa, terus berjuang, terus berusaha dan terus meningkatkan diri untuk menjadi lebih baik.
Seperti diungkap Mandalika Racing Team melalui media sosial, desain batik tersebut diakui terinspirasi dari kondisi geografis Indonesia.
"Desain batik sendiri terinspirasi dari kondisi geografis Indonesia yang didominasi lautan luas, lingkungan aktivitas tim yaitu sirkuit balap dengan tujuan menjadi juara di kategori atau kelasnya." begitu tertulis.
Batik parang pada livery motor yang didesain oleh designer MRTI, Milan Judiro, dirancang khusus menggunakan nuansa modern.
Batik parang itu dipadukan dengan semua elemen berupa lekukan dan warna desain yang didominasi warna biru, dengan lekukan yang saling terhubung.
Desain itu disebut menggambarkan lautan dan sirkuit balap, yang mana keduanya terus terhubung, dihiasi dengan elemen bintang kecil yang melambangkan juara atau kemenangan.
"Mengapa bintang-bintang kecil? Karena untuk menang itu tidak mudah, ada banyak hal yang harus dilalui dan diperjuangkan dan ketika Anda menang, Anda harus ingat bahwa ada yang lebih besar, bahkan jika Anda menang, tetap harus rendah hati dan merasa nyaman dengan dirimu sendiri, jangan lupakan dirimu sendiri."
Sumber: Otosia.com
Advertisement