Perjalanan Pendiri The Body Shop Indonesia Suzy Hutomo Sebarkan Virus Peduli Lingkungan (Bagian I)

Melalui The Body Shop Indonesia, Suzy Hutomo menginfiltrasi pikiran dan tindakan orang di sekelilingnya agar lebih peduli terhadap lingkungan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 29 Mar 2021, 17:01 WIB
Suzy Hutomo. (dok. Instagram @sustainable_suzy/https://www.instagram.com/p/CHC1w_3gJfx/)

Liputan6.com, Jakarta - "Saya memang pecinta lingkungan. Sebelum jadi pebisnis, saya sudah peduli lingkungan. It's personal value lah," ucap Suzy Hutomo, pendiri The Body Shop Indonesia, saat menanggapi pertanyaan Liputan6.com tentang alasan menerapkan konsep ramah lingkungan dalam bisnis kosmetik yang digeluti sejak 29 tahun lalu.

Perempuan yang menetap di Bali itu tak ragu menyebut dirinya sebagai environmentalist. Atribut yang juga disematkannya pada akun Instagram pribadi. Lewat akun media sosial itu, ia kerap berbagai tips bagaimana menerapkan konsep ramah lingkungan dalam keseharian. 

"Katanya kan lead by example yang paling efektif," ucap Suzy sambil tertawa.

Ia mengenang kembali awal merintis bisnis kecantikan yang dicetuskan Anita Roddick tersebut di dalam negeri. Perkenalannya dengan The Body Shop bermula saat ia sering melewati toko tersebut semasa kuliah di London. Awalnya, ia hanya memandang aneh dan menganggap label kecantikan itu tak jelas.

"Terus ada pamflet against animal testing, lalu melihat bahwa Body Shop jual kosmetik. Saya baru amaze," tuturnya.

Ia pun menjadi pelanggan loyal brand tersebut selama beberapa waktu. Setelah kembali ke Indonesia, ia mulai mencari peluang bisnis dan terpikir untuk mengundang The Body Shop membuka tokonya di Indonesia via surat.

"Setelah ngobrol-ngobrol, ternyata cocok banget. Padahal saat itu, banyak orang berpikir bisnis ini akan gagal," kata Suzy.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Membalikkan Prediksi Orang Sekitar

Suzy Hutomo. (dok. Instagram @sustainable_suzy/https://www.instagram.com/p/CEteNoyDd1b/)

Banyak pertimbangan yang membuat kawan-kawannya sempat berpendapat demikian. Industri kosmetik saat itu, kata Suzy, sangat memperhatikan kemasan, sedangkan produk The Body Shop justru hadir dengan konsep minim kemasan. Di sisi lain, harga yang ditawarkan juga 'nanggung', bukan kelas premium, tetapi juga bukan produk massal.

"Sampai terus ditanyain, 'Kamu beneran mau bisnis ini? Are you sure?'. Tapi, in the future, kita mau bisnis yang kita percayai, kan? Pelan-pelan orang akan berubah," cetusnya terkait keyakinan itu.

Terus maju dengan keyakinannya, Suzy pun menetapkan prinsip bisnis berkelanjutan yang disebut 3P, planet, people, and profit. Planet dikedepankan karena ia ingin membuat bisnis yang bisa berkontribusi balik pada lingkungan, bukan sekadar bisnis yang menjaga lingkungan.

Ia memanfaatkan bisnis kecantikan sebagai sarana membangkitkan kepedulian nyata terhadap lingkungan, termasuk meluncurkan program Bring Back Your Bottle sejak 2008. Program itu memberi reward pada konsumen yang mengembalikan kemasan kosong mereka untuk didaur ulang.

"Awal-awal kita nggak kasih reward, yang sadar ya dibalikin, tapi yang nggak cinta lingkungan, ya nggakAlthough kita selalu ingetin tolong dikembalikan," kata Suzy.

Program tersebut ternyata berhasil menarik minat konsumen. Hingga kini, sekitar 22 persen kemasan dari total yang keluar, kembali ke Body Shop untuk didaur ulang. Jumlahnya mencapai sembilan juta kemasan dari awal program itu berlangsung.

"We expecting more, target kita bisa 1,5 juta. Itu bisa tercapai lebih tinggi kalau buat konsumen lebih ngerti, dan reward itu pintu masuk untuk sustainability," ucapnya.


Rencana ke Depan

Cinta Laursa bersama Suzy Hutomo. (sumber foto: Ega Maharni)

Botol-botol bekas yang dikumpulkan selama ini didaur ulang oleh mitra pengepul. Waste4Change dipilih karena Suzy tahu rekam jejak pihak tersebut sejak lama. Mereka yang bertugas memilah dan kemudian mengirimkan ke pihak lain untuk diolah.

"Bahkan, saya invest di situ," kata Suzy.

Sadar bahwa kemasan plastik masih menjadi masalah besar, The Body Shop berencana membuat gebrakan yang lebih lagi untuk mengurangi penggunaan kemasan. Ia tak mau kemasan produknya ikut mencemari lingkungan. 

"Kita akan launching, konsumen bisa dapat kembali produk yang dibuat dari kemasan yang dikembalikan," katanya.

Di samping itu, ia membocorkan sedikit format toko terbaru yang akan diluncurkan beberapa bulan ke depan. Ia menjanjikan akan lebih banyak produk daur ulang dan upcycle yang digunakan. Akan ada pula stasiun pengisian ulang produk yang habis.

"Ini nanti akan jalan sehingga The Body Shop bisa jadi first beauty brand yang benar-benar sirkular," ucapnya.

"Jelas akan lebih murah. Kita akan pasang refill (produk) yang paling populer dulu, paling sering kita habis," imbuh Suzy.


Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya