Mengekor Baidu, Saham Bilibili Merosot Saat Debut di Bursa Hong Kong

Saham Bilibili melemah pada debut di Bursa Saham Hong Kong, pada perdagangan saham Senin, 29 Maret 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Mar 2021, 14:34 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bilibili Inc. melakukan debutnya di Bursa Saham Hong Kong pada Senin, (29/3/2021). Sayangnya, pada momentum ini Bilibili harus gigit jari lantaran sahamnya malah merosot lebih dari 6 persen pada Senin pagi. 

Pencatatan Bilibili yang meraup dana  USD 2,6 miliar ini menyusul sentimen dari serangkaian perdagangan yang mengguncang pasar AS, serta kabar dari regulator Bursa Amerika Serikat (AS) pekan lalu yang kembali menimbulkan kekhawatiran atas potensi penghapusan (delisting) dengan menerapkan undang-undang yang mewajibkan inspeksi audit yang lebih ketat. 

Sebelumnya, Bilibili berharap mampu mengumpulkan dana hingga USD 3 miliar atau Rp 43,20 triliun (asumsi kurs Rp 14.401 per dolar AS) dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Anjloknya saham Bilibili ini mengekor pada debut Baidu Inc., pekan lalu yang ditutup tidak berubah pada hari pertama perdagangannya di Hong Kong yang anjlok sekitar 15 persen.

Dalam wawancara pertama dengan media internasional, Chief Executive Officer Bilibili Chen Rui mengatakan, dia tidak peduli dengan perputaran pasar jangka pendek.

Dilansir dari Bloomberg,  perusahaan akan menggunakan sebagian besar hasil dari penjualan saham untuk meningkatkan konten dan mendukung kreatornya, untuk mengantisipasi pertumbuhan pesat dalam adopsi video online selama beberapa tahun ke depan.

"Kami tidak akan terlalu peduli dengan kinerja jangka pendek di pasar saham. Tidak ada yang akan mengingat apakah saham Anda naik atau turun saat debut dalam waktu 10 tahun,” kata Chen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Berawal dari Forum Penggemar Game

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Kembali pada 2009, Bilibili lahir sebagai forum untuk penggemar game dan anime seperti penciptanya Xu Yi, seorang mahasiswa berusia 20 tahun.

Akan tetapi, Chen telah mengubahnya menjadi bisnis yang menjanjikan ketika ia mengambil alih kepemimpinan pada 2014. 

Bilibili telah membersihkan konten bajakan di platformnya sambil mengumpulkan USD 0,5 milar untuk hak siar sejak 2018. Ini berkembang menjadi bisnis yang berdekatan termasuk streaming langsung, e-commerce, dan penerbitan game, sapi perah terbesarnya.

Dalam prosesnya, Chen, yang sebelumnya ikut mendirikan pembuat aplikasi Cheetah Mobile Inc., mendapatkan investasi dari Tencent dan Alibaba, prestasi langka di arena internet China di mana pendatang baru biasanya menyesuaikan diri dengan salah satu raksasa kembar. 

Perusahaan telah bermitra dengan Tencent dan Alibaba masing-masing dalam produksi konten dan e-commerce. Hal ini, kata Chen, dapat memperdalam hubungan lebih lanjut dengan kedua belah pihak. Chen diketahui memegang sekitar 13 persen ekuitas tetapi sekitar 44 persen suara. Sony Corp. juga memiliki saham di perusahaan tersebut.

"Video akan menjadi tren utama industri internet selama tiga sampai lima tahun ke depan. Pasar akan berada dalam pertumbuhan berkecepatan sangat tinggi untuk beberapa tahun mendatang. Platform video populer, seperti kita, semuanya akan memiliki peluang besar," kata Chen.


Meningkatkan Jumlah Pengguna Aktif Bulanan

Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Perusahaan memperkirakan pendapatan akan tumbuh setidaknya 73 persen menjadi 3,7 miliar yuan (USD 565 juta) kuartal ini dan bertujuan untuk menggandakan pengguna aktif bulanannya pada 2023.

"Dengan dukungan dari Tencent dan Alibaba, Bilibili terlihat dalam posisi yang baik untuk menangkap tren jangka panjang di pasar hiburan Gen Z di seluruh konten, komunitas, dan komersialisasi," kata analis Jefferies yang dipimpin oleh Thomas Chong dalam catatan Februari. 

“Ini adalah salah satu penerima manfaat utama untuk menangkap tren sekuler dalam konsumsi video,” ia menambahkan.

Investor merangkul Bilibili sebagai cara untuk memanfaatkan daya beli yang tumbuh dari populasi Gen Z China, yang juga telah membebani perusahaan rintisan seperti pembuat mainan Pop Mart International Group Ltd. dan aplikasi perdagangan sosial Xiaohongshu. Lebih dari 86 persen pengguna bulanan Bilibili berusia 35 tahun ke bawah, perkiraan iResearch.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya