Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menugaskan PT Berdikari (Persero) untuk melakukan impor sekitar 20 ribu ton daging sapi asal Brasil. Impor tersebut akan dilakukan secara bertahap pada April-Desember 2021 mendatang.
Direktur Utama PT Berdikari, Harry Warganegara mengatakan, penugasan impor daging ini untuk menutupi kebutuhan atau kekurangan stok pada Lebaran (Mei) mendatang. Sedikitnya, ada sekitar 420 ton daging sapi Brasil yang akan masuk sebelum Lebaran.
Advertisement
"April ini kita bisa datang 7 kontainer, itu sekitar 196 ton. Kemudian bulan Mei itu ada 19 kontainer, tapi hanya 8 yang bisa masuk sebelum Lebaran, jadi ada sekitar 224 ton. Jadi total bisa 420 ton masuk sebelum Lebaran," ungkap Harry dalam diskusi Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?, Senin (29/3/2021).
Harry mengatakan, proses pemesanan daging sapi dari Brasil ini memang membutuhkan waktu yang lama. Karena penugasan yang diterima pihaknya dari pemerintah pun baru diterima pada bulan Februari.
"Memang agak sulit bagi mereka, karena penugasan kita di Februari, Maret baru bisa order. Jadi artinya mereka baru bisa produksi di Maret, sampai ke sini traveling time 45-50 hari," papar Harry.
Hal itu pun menyebabkan harga daging sapi Brasil lebih mahal dibandingkan tahun 2020. Bahkan kenaikannya mencapai sebesar 30 persen.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah: Stok Daging Sapi Nasional Aman
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Kementerian Perekonomian, Pujo Setio memastikan, kebutuhan dan stok daging sapi secara nasional masih aman. Bahkan secara prinsipil dia menjamin tidak ada kekurangan sama sekali.
"Stok kita itu secara prinsipil sebenarnya ada. Kita tidak kekurangan (daging sapi)," tegasnya dalam diskusi Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?, Senin (29/3/2021).
Dia menyampaikan berdasarkan hitungan data Badan Pusat Statistik (BPS) prognosa konsumsi per kapita per tahun mencapai 2,56 per kg. Sementara kebutuhan nasional dengan jumlah penduduk 272 juta mencapai sekitar 700 ribu ton.
"Kalau dihitung dari data BPS tahun 2021 dengan prognosa konsumsi perkapitanya pertahun itu 2,56 kg per kapita per tahun," jelas dia,
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Syailendra, buka-bukaan terkait kebutuhan daging sapi di Tanah Air hingga Mei 2021 mendatang. Dia mengatakan, total kebutuhan daging sapi dari Maret-Mei terus mengalami kenaikan.
Dia menjelaskan stok daging sapi pada Maret 2021 mencapai 70.200 ton. Jumlah itu terdiri dari pasokan impor sebanyak 44.510 ton, pasokan lokal 13.027 ton dan surplus 12.663 ton. Sementara total kebutuhan pada Maret 2021 hanya mencapai 52.156 ton. Sehingga masih ada neraca sebesar 18.044 ton.
"Kebutuhan terhadap daging sapi 52.156 ton pada Maret. Kemudian lebih kurang di April naik lagi," kata dia dalam diskusi Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?, Senin (29/3).
Berdasarkan catatan Kemendag, untuk stok daging sapi pada April 2021 mencapi 72.869 ton. Jumlah itu terdiri dari pasokan impor sebesar 40.396 ton, pasokan lokal 14.429 ton, dan sisa surplus 18.044 ton dari bulan Maret 2021.
Sementara untuk total kebutuhan pada April 2021 diperkirakan hanya sebesar 59.979 ton. Sehingga masih ada sisa atau surplus 12.890 ton daging sapi.
Kemudian pada Mei 2021, total daging sapi hanya mencapai 67.935 ton saja. Jumlah tersebut terdiri dari pasokan impor sebanyak 36.513 ton, pasokan lokal 67.935 ton dan sisa surplus pada April sebanyak 12.810 ton.
Sementara total kebutuhan sapi pada Mei 2021 sebanyak 76.769. Dengan demikian nercara minus mencapai minus 8.834.
Advertisement