SMRC: Mayoritas Warga Bersedia Disuntik Vaksin AstraZeneca, Tapi Minat Rendah

Survei SMRC menunjukkan bahwa mayoritas warga muslim bersedia divaksin dengan AstraZeneca.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 29 Mar 2021, 18:18 WIB
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas warga Indonesia bersedia disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca dari Oxford, Inggris. Hal ini berdasarkan hasil survei nasional yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

"Mayoritas warga yang mengetahui vaksin AstraZeneca-Oxford dan pernah mendengar Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan, menyatakan bersedia menggunakan vaksin tersebut," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dikutip dari siaran persnya, Senin (29/3/2021).

Dia menyampaikan terdapat 38 persen warga secara nasional yang mengetahui vaksin AstraZeneca. Dari jumlah itu, 55 persen responden pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan.

"Dari yang pernah mendengar pernyataan MUI tersebut, sekitar 53 persen bersedia divaksin dengan AstraZeneca-Oxford, 34 persen tidak bersedia, dan 14 persen tidak menjawab," jelasnya.

Adapun survei berskala nasional ini dilakukan pada 23-26 Maret 2021 dengan melibatkan 1.401 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/-2.7 persen.

Kendati begitu, Deni mengakui minat warga untuk melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca-Oxford ini relatif rendah yakni 53 persen. Angka ini di bawah target minimal 70 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Mayoritas Muslim Bersedia Divaksin

Sementara itu, survei menunjukkan bahwa mayoritas warga muslim bersedia divaksin dengan AstraZeneca, meski mengetahui bahwa MUI telah menyatakan haram. Setidaknya, ada sekitar 36 persen dari warga muslim yang tahu vaksin AstraZeneca-Oxford.

Deni menyebut sebanyak 53 persen pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan. Dari angka itu, 52 persen bersedia divaksin dengan AstraZeneca-Oxford.

"40 persen tidak bersedia, dan 8 persen tidak menjawab," ucap Deni.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya