Liputan6.com, New York City - Para pemimpin dari 23 negara dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung gagasan untuk membuat perjanjian internasional yang akan membantu dunia menangani keadaan darurat kesehatan di masa depan seperti pandemi COVID-19.
Usulan terkait perjanjian itu, yang akan memastikan akses universal dan adil terhadap vaksin, obat-obatan dan diagnostik untuk pandemi, disampaikan oleh ketua pemimpin Uni Eropa Charles Michel pada pertemuan G20, November 2020 lalu.
Advertisement
Pada Selasa (30/3), usulan perjanjian internasional tersebut mendapat dukungan resmi dari para pemimpin negara-negara yaitu Albania, Chili, Costa Rica, Fiji, Prancis, Jerman, Yunani, Indonesia, Kenya, Belanda, Norwegia, Portugal, Rumania, Rwanda, Senegal, dan Serbia.
Tak hanya itu, Afrika Selatan, Korea Selatan, Spanyol, Trinidad dan Tobago, Tunisia, Ukraina, Inggris dan WHO juga menyetujui perjanjian internasional.
"Akan ada pandemi lain dan situasi darurat kesehatan besar lainnya. Tidak ada satu pun lembaga pemerintah atau multilateral yang dapat menangani ancaman ini sendirian," tulis para pemimpin negara itu dalam artikel opini bersama di banyak surat kabar.
"Kami percaya bahwa negara-negara harus bekerja sama menuju perjanjian internasional baru untuk kesiapsiagaan dan tanggapan pandemi," kata pernyataan bersama tersebut, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (30/3/2021).
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Tujuan Utama dari Perjanjian Internasional
Tujuan utama dari perjanjian internasional itu adalah untuk memperkuat ketahanan dunia terhadap pandemi di masa depan melalui sistem kewaspadaan yang lebih baik, berbagi data, penelitian hingga produksi serta distribusi vaksin, obat-obatan, diagnostik, dan alat pelindung diri.
Perjanjian tersebut juga akan menyatakan bahwa kesehatan manusia, hewan, dan planet semuanya terhubung dan harus mengarah pada tanggung jawab bersama, transparansi, dan kerja sama secara global.
"Kami yakin bahwa itu adalah tanggung jawab kami, sebagai pemimpin negara dan lembaga internasional, untuk memastikan bahwa dunia belajar dari pandemi COVID-19," tulis para pemimpin itu.
Advertisement