Gerak IHSG di Dua Zona, Investor Asing Lepas Saham ASII hingga AKRA

Pada pra pembukaan perdagangan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah terbatas 3,09 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.163.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Mar 2021, 10:11 WIB
Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Jelang penutupan sesi II, nilai perdagangan sebesar Rp 7,7 triliun lebih. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada perdagangan saham Selasa, (30/3/2021). Investor asing melakukan aksi beli pada awal sesi perdagangan.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG melemah terbatas 3,09 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.163. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 0,01 persen ke posisi 6.166. Kemudian IHSG berbalik arah ke zona merah. Indeks saham LQ45 susut 0,10 persen, dan sebagian besar indeks saham acuan kompak melemah.

Pada awal sesi perdagangan saham, IHSG berada di posisi tertinggi 6.170,66 dan terendah 6.153,49. Sebanyak 132 saham melemah sehingga menekan IHSG. 148 saham menguat dan 166 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 39.287 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 288,7 miliar. Investor asing beli saham Rp 39,97 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 39,97 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,67 persen, sektor saham 0,02 persen, sektor saham barang konsumsi menanjak 0,07 persen, sektor saham infrastruktur menguat 0,04 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,02 persen.

Sektor saham konstruksi turun 0,86 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar. Diikuti sektor saham industri dasar tergelincir 0,44 persen dan sektor saham aneka industri melemah 0,32 persen.

Mengutip Ashmore, bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah seiring investor menilai efek lanjutan dari perdagangan Archegos. Archegos Capital Management berada di balik penjualan perdagangan senilai USD 20 miliar pada Jumat 26 Maret 2021 yang melanda raksasa saham teknologi di China dan perusahaan media Amerika Serikat.

Enam dari 11 sektor saham melemah. Sektor saham energi dan keuangan memimpin penurunan, sedangkan saham utilitas dan konsumen naik. Selain itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, 90 persen orang dewasa AS memenuhi syarat mendapatkan COVID-19 dalam tiga minggu. Pemerintahan Biden akan melipatgandakan jumlah apotek untuk sediakan suntikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang catat top gainers antara lain saham ZYRX naik 24,80 persen, saham SNLK melonjak 24,75 persen, saham KICI melambung 22,03 persen, saham MPOW meroket 19,51 persen dan saham MYTX melonjak 12,82 persen.

Saham-saham yang masuk top losers antara lain saham SOFA turun 9,09 persen, saham MAYA susut 7 persen, saham BKSW tergelincir 6,98 persen, saham BNBA melemah 6,9 persen dan saham AGRS tergelincir 6,9 persen.

Investor asing membeli sejumlah saham ini pada awal pekan antara lain saham BMRI sebesar Rp 3,4 miliar, saham BBCA sebesar Rp 3,2 miliar, saham DOID sebanyak Rp 3 miliar, saham INCO sebesar Rp 2,9 miliar dan saham BBKP sebesar Rp 2,4 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham ASII sebesar Rp 2,9 miliar, saham TKIM sebesar Rp 687,5 juta, saham TLKM sebesar Rp 780,3 juta, saham AKRA sebesar Rp 616,3 juta dan saham BBNI sebesar Rp 519,6 juta.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,50 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,89 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,24 persen, indeks saham Singapura menguat 0,53 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,08 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,13 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya