Perdana, Lapangan Belato Fase-1 Produksi Minyak 700 Barel per Hari

SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) PT Seleraya Merangin Dua (SRMD) berhasil merealisasikan Proyek Lapangan Belato Fase-1.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Mar 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Maret 2021, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) PT Seleraya Merangin Dua (SRMD) berhasil merealisasikan Proyek Lapangan Belato Fase-1 hanya dalam waktu sekitar lima bulan.

Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno mengatakan waktu tersebut digunakan secara simultan untuk melakukan pembahasan rencana pengembangan (Plan of Development/POD), monitoring progress proyek, pembahasan aspek komersial, hingga produksi minyak perdana dapat direaliasikan mulai Senin 29 Maret 2021 hingga 700 barel per hari (bph).

“Selama 5 bulan SKK Migas dan SRMD melakukan pembahasan dan pelaksanaan kegiatan di lapangan secara simultan, sehingga lapangan tersebut dapat berproduksi sekitar 600 – 700 bph. Proses yang simultan dapat dilakukan melalui proses sewa untuk pengadaan early production facility (EPF), serta dukungan SKK Migas untuk membuat Facility Sharing Agreement (FSA) untuk penggunaan Main Oil Storage Tempino yang dikelola Pertamina,” kata Julius, di Jakarta, Selasa (30/3/2021).

Produksi minyak tersebut selanjutnya dikirim dan diolah di Kilang Plaju. Disamping itu, dalam kurun waktu tersebut dengan dukungan SKK Migas, juga dilakukan pembahasan Oil Transportation Agremeent (OTA) dengan Pertagas untuk pemanfaatan Pipa Tempino-Plaju, Kesepakatan Bersama (KB) dengan Pertamina EP - BWP Meruap untuk penggunaan fasilitas unloading Tempino, dan pembahasan kegiatan trucking dari Belato ke Tempino.

Kinerja KKKS PT Selaraya Merangin Dua akan melonjak dan bertambah 64 persen dibandingkan dengan produksi di tahun 2020, serta ditambah dengan peningkatan produksi di lapangan lainnya, maka diharapkan kinerja di tahun 2021 akan mencapai 4.750 bph atau bertambah 79 persen dibandingkan produksi tahun 2020 sebesar 2.640 bph.

Julius menambahkan, pencapaian KKKS PT Selaraya Merangin Dua tidak hanya memberikan dampak positif penambahan produksi minyak nasional, namun juga memberikan keyakinan yang kuat KKKS kategori kecil juga masih memiliki potensi pengembangan minyak dan gas di wilayah kerjanya.

“Berdasarkan capaian tahun 2020, produksi minyak KKKS kecil secara keseluruhan mencapai 60.838 bopd atau sebesar 8,59 persen terhadap produksi minyak secara nasional. Adapun secara kinerja, capaian KKKS kecil di tahun 2020 hanya tercapai sekitar 90 persen, begitu pula sepanjang tahun 2021 yang masih belum mencapai target,” ujar Julis.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kinerja KKKS

Minyak dan Gas Bumi

Kinerja KKKS PT Seleraya Merangin Dua yang diperkirakan pada tahun 2021 mampu menambah produksi minyak sebesar 79 persen, diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi KKKS lain bahwa potensi migas jika dikembangkan dengan baik masih cukup menjanjikan.

“Meskipun jalan masih panjang dan penuh tantangan, jika SKK Migas dan KKKS mampu meningkatkan kinerja secara signifikan dengan berbagai extraordinary effort serta merealisasikan secara tuntas Work Program & Budget (WP&B) 2021 maka target tahun ini optimis dapat dicapai. Pencapaian target tahun ini akan menjadi landasan kuat bagi upaya merealisasikan target jangka panjang 2030 yaitu produksi minyak 1 juta bph dan gas 12 BSCFD”, papar Julius.

Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagsel Adiyanto Agus Handoyo mengungkapkan, pengembangan Proyek Lapangan Belato Fase-1 ini sangat cepat. Jika diperhitungkan dari proses persetujuan POD, maka kegiatan produksi dapat dilakukan dalam waktu hanya 17 hari sejak persetujuan POD dan tidak ada kecelakaan kerja selama kegiatan pengeboran dan pembangunan fasilitas.

Dia pun mengapresiasi atas selesainya Proyek Pengembangan Lapangan Belato Fase-1, sejak memperoleh persetujuan POD dari SKK Migas tanggal 12 Maret 2021.

“Terima kasih kepada manajemen SMRD yang telah mengawal proses percepatan produksi dengan sangat baik dan tidak ada kecelakaan kerja. Semoga proses pembangunan seluruh fasilitas juga dapat dilakukan dengan cepat, sehingga peningkatan produksi menjadi 1.700 bopd dari lapangan tersebut,” tutup Adiyanto.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya