Yordania Kekurangan Pasokan Oksigen Bagi Pasien COVID-19, Raja Salman Turun Tangan

Raja Salman dari Arab Saudi mengirimkan pasokan oksigen dan berbagai keperluan medis ke Yordania di tengah pandemi COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Mar 2021, 16:31 WIB
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud. (Saudi Press Agency, via AP)

Liputan6.com, Riyadh - Raja Salman dari Arab Saudi mengirimkan bantuan kepada Yordania yang kekurangan pasokan oksigen serta keperluan-keperluan medis lainnya. Bantuan diberikan lewat King Salman Humanitariaan Aid and Relief Center (KSrelief).

Menurut laporan Saudi Gazette, Selasa (30/3/2021), bantuan yang diberikan ke Yordania berupa oksigen cair, silinder oksigen, dan regulator. Keperluan untuk infus juga diberikan.

Pemberian bantuan ini disebut mencerminkan hubungan kuat antara kedua negara, serta peran kemanusiaan Saudi kepada negara-negara sahabat.

Sejak awal pandemi, Arab Saudi juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Yordania yang diminta mencatat apa saja kekurangan medis yang dibutuhkan.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, jumlah kasus COVID-19 di Yordania mencapai 597 ribu kasus dan 6.651 pasien meninggal.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Selandia Baru Dukung Peluncuran Vaksin COVID-19 di Indonesia Senilai Rp 52 Miliar

Bendera Selandia Baru sebelum referendum (AFP Photo)

 Selandia Baru telah memberikan komitmen tambahan sebesar NZ$ 5 juta (Rp 52 miliar) kepada UNICEF untuk mendukung Indonesia dalam perencanaan, penerapan, dan pemantauan pengenalan dan peluncuran vaksin COVID-19.

Melalui kontribusi Selandia Baru sebelumnya sebesar NZ$ 5 juta untuk kesiapsiagaan, respons, dan upaya pemulihan COVID-19 di Indonesia, UNICEF telah menjangkau 200 juta orang dengan pesan pencegahan COVID-19 setiap bulan untuk membantu mereka memahami cara melindungi diri dan anak-anak mereka dari virus. 

Sebanyak 3,4 juta orang telah menerima persediaan air, sanitasi dan kebersihan (WASH); 38.592 petugas kesehatan telah dilatih tentang pengendalian pencegahan infeksi dan protokol pengobatan dan lebih dari 369.000 telah menerima alat pelindung diri (APD); 45 juta anak didukung melalui pembelajaran jarak jauh; dan lebih dari 1,7 juta perempuan dan anak-anak tetap terhubung ke layanan kesehatan dasar yang kritis.

Indonesia telah memulai kampanye vaksinasi COVID-19 pada Januari 2021 dan berencana untuk mengimunisasi 181 juta penduduknya sebelum Maret 2022, demikian disampaikan dalam rilis dari Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta.

Komitmen tambahan dari Selandia Baru ini akan membantu meningkatkan upaya program vaksinasi Indonesia danakan mendukung pemerintah daerah dalam mengatasi tantangan logistik, penyebaran vaksin secara geografis dan keraguan vaksin yang saat ini masih ada.

 


Bantuan UNICEF

Pekerja memproduksi vaksin COVID-19 di perusahaan Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, 12 Agustus 2020. Pemerintah melalui Bio Farma berupaya untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan mempersiapkan sebanyak 15 juta bulk vaksin COVID-19 untuk tahap pertama. (BAY ISMOYO/AFP)

Dalam kemitraan ini, UNICEF akan memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia di berbagai bidang, seperti strategi peluncuran vaksin COVID-19, pengadaan dan dukungan sektor kesehatan, risiko komunikasi, dan pelibatan masyarakat untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap vaksin, serta data dan analitik.

Duta Besar Selandia Baru Jonathan Austin mengatakan: "Kami menyadari bahwa pengenalan vaksin COVID-19 dalam skala besar akan menimbulkan tantangan besar bagi sistem kesehatan yang sudah berada di bawah tekanan akibat pandemi."

"Pemerintah Indonesia telah meminta dukungan UNICEF untuk peluncuran vaksin COVID-19 pada tahun 2021. Dengan bermitra dengan UNICEF, kami senang dapat terus berperan dalam mendukung Indonesia pulih dari dampak kesehatan dan ekonomi akibat pandemi COVID-19 dan memungkinkan masyarakat untuk dapat kembali ke pekerjaan, melakukan perjalanan, menikmati pariwisata, dan melanjutkan kegiataan perdagangan yang lebih normal di wilayah tersebut."


Infografis COVID-19:

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya