Kominfo Genjot Literasi Digital untuk Lawan Hoaks di Media Sosial

Kominfo menargetkan pada 2022 sebanyak 12,5 juta orang mendapatkan pemahaman literasi digital, termasuk tentang penanganan hoaks.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 31 Mar 2021, 07:00 WIB
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus menggenjot program gerakan nasional literasi digital sebagai upaya melawan hoaks yang masih bermunculan di media sosial.

Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Donny Budi Utoyo mengatakan, pihaknya tengah merancang program untuk turun langsung ke daerah-daerah guna memberikan edukasi penanganan hoaks.

"Sekarang secara bertahap pada protokol kesehatan sudah memungkinkan pertemuan tatap muka dengan tetap menjaga jarak, memakai masker, dan seterusnya, maka sekarang kita sudah mulai merancang untuk bertemu dengan masyarakat di wilayah-wilayah melakukan edukasi tatap muka. dan ini akan dimasifkan terus," kata Donny, dilansir dari Antara, Selasa (30/3/2021).

Donny menambahkan, pihaknya menargetkan pada 2022 sebanyak 12,5 juta orang mendapatkan pemahaman literasi digital, termasuk tentang penanganan hoaks.

Selain memberikan edukasi literasi digital kepada masyarakat, langkah lainnya yang dilakukan Kominfo adalah membangun koordinasi dengan pihak terkait, misalnya Kementerian Kesehatan, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, serta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) untuk membahas hoaks baru yang muncul.

Ketika ada hoaks baru yang beredar, kata dia, Kominfo akan langsung berdiskusi dengan pihak-pihak tersebut menentukan klarifikasi yang tepat untuk selanjutnya disampaikan ke masyarakat.

"Begitu ada bahwa ini adalah hoaks, sudah legitimate bahwa ini hoaks, itu kita mintakan stempel. Stempel itu apakah dari Kominfo, apakah dari Mafindo. Lalu setelah ada stempel hoaksnya lalu didistribusikan lewat berbagai saluran termasuk media massa," tutur Donny.

Lebih lanjut, Donny mengingatkan, masyarakat untuk selalu bijak dalam mengelola informasi yang diterima. Dia meminta, masyarakat untuk tidak langsung menyebarkan informasi yang tidak diketahui kebenarannya.

"Pastikan cek dan recheck. Selalu saring sebelum sharing. Kalau kita tidak yakin kebenarannya jangan diteruskan. kalau kita yakin kebenarannya dan sudah yakin benar tapi tidak ada manfaatnya, jangan diteruskan. Itu prinsip dasar supaya bisa melawan hoaks, melawan Covid-19, dan memulihkan ekonomi nasional," tutup Donny.

 

**#IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya