Liputan6.com, Jakarta - Saham grup AirAsia melemah pada perdagangan saham Selasa pagi, 30 Maret 2021. Hal ini setelah rilis kinerja keuangan dan analis menurunkan perkiraan pendapatan setelah maskapai cetak rugi kuartalan.
Pada sesi pertama perdagangan, saham grup AirAsia turun 6,2 persen pada sesi pertama.
Affin Hwang Capital memangkas perkiraan pendapatan pada 2021 dan 2022. Affin Hwang Capital juga perkirakan rugi bersih lebih besar pada 2020 seiring pembatasan kegiatan pada kuartal I 2020.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, pemerintah Malaysia juga menerapkan pembatasan kegiatan dan diperkirakan berlanjut lebih lama untuk dukung program vaksinasi COVID-19.
"Kami sekarang mengantisipasi laporan rugi bersih AirAsia sebesar RM92 juta atau setara USD 22,2 juta pada 2022 seirng pemulihan pariwisata internasional yang lebih lambat dari perkiraan.” Ujar Analis Isaac Chow dilansir dari Channel News Asia, Selasa (30/3/2021).
Dalam presentasi, AirAsia mengharapkan kuartal I 2021 lebih baik. Kinerja kuartal I 2021 bakal melambat seiring penerapan pembatasan kegiatannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perlu Tingkatkan Modal
AMInvestment Bank mengatakan dalam catatannya sangat penting bagi AirAsia untuk menopang likuiditasnya dengan cepat.
AmInvestment Bank menilai, meski prospek industri perjalanan udara dan maskapai meningkat, AirAsia mungkin perlu meningkatkan modal baru termasuk kemungkinan debt to equity untuk kreditor. Hal ini untuk memastikan kelangsungan usaha dalam jangka panjang.
AirAsia mengatakan, pihaknya telah mengurangi “pembakaran uang tunai” sebesar 92 persen pada kuartal terakhir 2020. Hal ini lantaran dukungan dari bank untuk penangguhan sementara.
AirAsia laporkan kerugian kuartalan senilai USD 591 juta pada Senin, 29 Maret 2021. AirAsia telah mengumpulkan hingga USD 2,5 miliar. AirAsia juga berharap dapat pinjaman 1 miliar Ringgit Malaysia dari tiga bank Malaysia.
Advertisement