Pendapatan Blue Bird Merosot 49,43 Persen pada 2020

PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 161,35 miliar pada 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Mar 2021, 21:20 WIB
Sejumlah taksi mobil listrik parkir terlihat di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Jumlah taksi mobil listrik Blue Bird akan terus meningkat hingga menjadi 200 unit pada 2020, dan mencapai 2 ribu unit pada 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat penurunan pendapatan sepanjang 2020. Pendapatan turun 49,43 persen menjadi Rp 2,04 triliun pada 2020.

Pada periode sama tahun sebelumnya, PT Blue Bird Tbk masih mencatat pendapatan Rp 4,04 triliun. Beban langsung susut 42 persen menjadi Rp 1,71 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,95 triliun. Laba bruto turun 69,46 persen dari Rp 1,09 triliun pada 2019 menjadi Rp 334,51 miliar.

Beban usaha turun menjadi Rp 561,54 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 371,94 miliar. Perseroan mencatat kenaikan denda dan klaim dari Rp 16 miliar pada 2019 menjadi Rp 64,30 miliar.Beban bunga naik menjadi Rp 104,66 miliar dari periode 2019 sebesar Rp 80,69 miliar.

Perseroan mencatat kenaikan rugi pelepasan aset dari Rp 4,86 miliar pada 2019 menjadi Rp 34,82 miliar. Perseroan mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 161,35 miliar pada 2020 dari periode 2019 untung Rp 314,56 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, PT Blue Bird Tbk mencatat rugi per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 64 pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 126.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Total Liabilitas

Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Terdapat dua jenis mobil listrik yang digunakan Blue Bird yakni BYD e6 A/T untuk taksi reguler atau Blue Bird dan Tesla Model X 75D A/T untuk taksi eksekutif atau Silverbird. (Liputan6.com/Ang

Total liabilitas tercatat naik menjadi Rp 2,01 triliun pada 2020. Sedangkan ekuitas turun menjadi Rp 5,23 triliun pada 2020 dari periode 2019 sebesar Rp 5,40 triliun.

Total aset tercatat turun menjadi Rp 7,25 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,42 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 798,85 miliar pada 2020.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 30 Maret 2021, saham BIRD melemah 2,23 persen ke posisi Rp 1.315 per saham. Saham BIRD sempat berada di level tertinggi Rp 1.350 per saham dan terendah Rp 1.305 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 315 kali dengan nilai transaksi Rp 1,4 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya