Wall Street Melemah Imbas Aksi Jual Saham Teknologi

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Dow Jones merosot 104,41 poin atau 0,3 persen menjadi 33.066,96

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Mar 2021, 06:03 WIB
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Selasa, 30 Maret 2021 didorong saham teknologi yang tertekan.

Hal ini terjadi setelah imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertinggi sejak Januari 2020. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Dow Jones merosot 104,41 poin atau 0,3 persen menjadi 33.066,96, tergelincir dari rekor penutupan tertinggi.

Saham Apple dan Microsoft alami penurunan terbesar di indeks saham acuan Dow Jones. Saham Apple dan Microsoft masing-masing turun lebih dari satu persen.

Indeks saham S&P 500 susut 0,3 persen menjadi 3.958,55 yang dipimpin sektor saham kebutuhan pokok dan teknologi. Indeks saham Nasdaq susut 0,1 persen ke posisi 13.045,39.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik enam basis poin ke 1,77 persen pada perdagangan saham Selasa pagi.

Imbal hasil tersebut mencapai level tertinggi dalam 14 bulan yang didukung peluncuran program vaksin COVID-19 dan pengeluaran belanja infrastruktur yang diharapkan mendorong prospek pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi. Kemudian suku bunga acuan turun ke posisi 1,72 persen.

"Ada dua sisi yang berbeda dari kenaikan suku bunga, apakah itu didorong oleh ketakutan akan inflasi atau oleh optimism tentang ekonomi?Dan belakangan ini lebih banyak didorong oleh optimism tentang ekonomi," ujar Global Investment Strategist US Bank Wealth Management Tom Hainlin, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (31/3/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Investor Cermati Data Ekonomi

Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Selain itu, investor juga mencermati data kepercayaan konsumen yang jauh melebihi harapan. Indeks keyakinan konsumen conference board melonjak pada Maret 2021 menjadi 109,7. Ekonom memperkirakan indeks naik menjadi 96,8 dari posisi 90,4 pada Februari.

Setelah rilis data ekonomi, saham American Airlines melonjak lebih dari 5 persen. Sementara itu, United Airlines menguat lebih dari tiga persen. Saham Carnical and Norwegian Cruise Line Both naik tiga persen.

Pasar mengalami peningkatan volatilitas pekan ini di tengah pelemahan lanjutan setelah hedge fund terpaksa melikuidasi posisinya di sejumlah saham media.

Saham ViacomCBS dan Discovery menguat setelah alami kerugian besar pekan lalu didorong Archegos Capital Management yang menjual sejumlah besar saham pada akhir pekan lalu. Saham Discobery melonjak lebih dari lima persen, sementara ViacomCBS naik 3,6 persen.

Saham Wells Fargo naik lebih dari dua persen setelah bank mengatakan tidak mengalami kerugian terkait terkait eksposurnya ke Archegos. Saham bank lain juga kembali bangkit. Goldman Sachs naik 1,9 persen, saham JPMorgan dan Bank of America juga masing-masing naik lebih dari 1 persen.

Credit Suisse dan Nomura membukukan kerugian besar pekan ini setelah peringatan pukulan signifikan untuk hasil kuartal I 2021 setelah penjualan hedge fund.


Indeks Saham Dow Jones Menguat Sepanjang Maret 2021

Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Terlepas dari volatilitas baru-baru ini, indeks saham Dow Jones dan S&P 500 menguat sepanjang Maret 2021 dengan masing-masing naik 6,9 persen dan 3,9 persen.

Selain itu, Presiden AS Joe Biden diharapkan memberikan rincian tentang rencana program infrastrukturnya pada Rabu pekan ini. Paket pengeluaran infrastruktur tersebut menghabiskan biaya USD 3 triliun.

“Investor tampaknya memahami pertumbuhan yang lebih cepat, ekspektasi pertumbuhan pendapatan yang meningkat, biaya pinjaman perusahaan yang secara historis masih rendah dan permintaan konsumen yang terpendam akan mendorong keuntungan pasar lebih lanjut,” tulis analis Evercore ISI dalam catatannya.

Perubahan yang tidak terduga dapat menghantam pasar akhir pekan ini saat dana pensiun dan investor besar lainnya menyeimbangkan kembali portofolionya pada akhir kuartal. Lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini dapat membuat manajer investasi melakukan pergerakan besar dalam portofolionya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya