Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan Gunung Merapi di DIY Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan lava pijar sejauh 800-1.000 meter ke arah barat daya. Jumlah guguran lava pijarnya teramati sebanyak 33 kali.
Berdasarkan laporan harian di situs resmi PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, teramati pula Gunung Merapi mengeluarkan satu kali awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya. Sekali guguran lava pijar di kubah tengah.
"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur, barat dan barat laut," ujar Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani di Bandung, Rabu (31/3/2021).
Andiani menuturkan melalui rekaman seismograf pada kemarin (30/3/2021), Gunung Merapi tercatat mengalami satu kali gempa awan panas guguran, 174 kali gempa guguran, satu kali gempa hembusan, 13 kali gempa hybrid (fase banyak) dan satu kali gempa vulkanik dangkal.
Baca Juga
Advertisement
Untuk peringatan keselamatan jalur penerbangan (VONA), Andiani mengatakan terakhir terkirim kode warna oranye diterbitkan pada 27 Maret 2021 pukul 18.10 WIB. Pada waktu itu abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.468 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau sekitar 500 meter di atas puncak.
"Tingkat aktivitas masih di Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB. Gunung api Merapi berketinggian 2.968 mdpl mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 9 Januari 2021 dengan tinggi kolom erupsi 200 meter di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu," sebut Andiani.
Andiani menerangkan potensi bahaya dari aktivitas Gunung Merapi saat ini, yaitu berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini," imbau Andiani.
Selain itu, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Untuk kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
Sedangkan pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan, pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.