Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan-perusahaan teknologi tengah mengembangkan platform audio chat yang mirip dengan Clubhouse.
Kini giliran LinkedIn yang mengungkap perusahaannya tengah mengembangkan sebuah fitur jejaring profesional berbasis audio.
Mengutip laman The Verge, Kamis (1/4/2021), LinkedIn mengkonfirmasi kabar ini.
"Kami tengah melakukan beberapa pengujian awal untuk menciptakan pengalaman audio unik yang terkait dengan identitas profesional Anda," kata LinkedIn dalam pernyataan kepada Tech Crunch.
Baca Juga
Advertisement
Lebih lanjut LinkedIn juga mengatakan, tengah mencari cara menghadirkan audio chat ke bagian lain LinkedIn seperti event dan group.
"Agar anggota kami memiliki lebih banyak cara untuk terhubung dengan komunitas mereka," kata LinkedIn dalam pernyataan.
LinkedIn mengatakan, fitur tersebut akan segera memulai pengujian beta. Dalam kesempatan yang sama LinkedIn membagikan tampilan fitur audio chat mereka yang cukup mirip dengan Clubhouse.
Tampilan Fitur Audio Chat di LinkedIn
Pada bagian atas terdapat sejumlah foto pembicara dengan identitas dan jabatannya di perusahaan.
Kemudian di bagian bawah, terlihat pengguna lain bisa mendengarkan obrolan para profesional tersebut.
Dalam gambar itu, terlihat pendengar berjumlah 216 pengguna artinya fitur ini bisa menjangkau cukup banyak audiens.
Sebelumnya, LinkedIn juga menghadirkan mode kreator baru yang menunjukkan pengguna merupakan seorang pembuat konten di LinkedIn di profil mereka.
Advertisement
Twitter dan Facebook Garap Layanan Mirip Clubhouse
Fitur audio chat seperti milik Clubhouse sendiri tengah banyak dikembangkan oleh perusahaan teknologi. Twitter sebelumnya menguji versi beta dari Spaces, sebuah fitur mirip Clubhouse.
Facebook di sisi lain juga tengah mengembangkan layanan serupa. Begitu juga dengan TikTok yang dikabarkan tengah mengembangkan fitur mirip Clubhouse.
Sementara, Telegram lebih dahulu merilis fitur voice chat yang memungkinkan orang-orang yang berada dalam satu grup untuk saling bercakap-cakap.
Fitur di Telegram ini juga memungkinkan pengguna untuk merekam percakapan agar bisa dijadikan sebagai podcast.
(Tin/Why)