Liputan6.com, Jakarta Satgas COVID-19 menilai bahwa terorisme yang terjadi di Gereja Katedral Makassar beberapa waktu lalu bertentangan dengan nilai kemanusiaan, yang seharusnya dijunjung di masa pandemi COVID-19.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wiku Adisasmito, Juru Bicara yang juga Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, dalam konferensi persnya dari Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (30/3/2021).
Advertisement
"Aksi terorisme yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada hari Minggu, 28 Maret 2021, merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan," kata Wiku.
"Tentunya sangat bertentangan dengan nilai kemanusiaan yang seharusnya kita junjung tinggi di masa pandemi ini," Wiku menambahkan.
Wiku pun berharap agar para korban bom Gereja Katedral Makassar yang tengah dirawat di rumah sakit dapat segera sembuh, sehingga bisa segera kembali beraktivitas.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Bom di Depan Gereja Katedral Makassar
Sebelumnya, pada 28 Maret lalu, tepat di Perayaan Minggu Palma bagi umat Kristiani, sebuah ledakan terjadi di Gereja Katedral Hati Yesus Maha Kudus di Makassar.
Ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri yang diledakkan pengendara sepeda motor di pintu gerbang gereja. Dua pelaku tewas di tempat. Selain itu, korban lainnya adalah korban luka yang segera dilarikan ke beberapa rumah sakit.
Usai ledakan tersebut, kepolisian segera menggelar operasi besar-besaran. Beberapa terduga teroris diringkus di beberapa kawasan di Makassar, Jakarta, Bekasi, dan Nusa Tenggara Barat.
Kapolri Jendral Listyo Sigit menerangkan, empat orang ditangkap di Makassar. Mereka adalah AS, SAS, MR, dan AA. Dia menyebut, dua terduga pelaku teror di Gereja Katedral Makassar tergabung ke dalam kelompok kajian yang sama dengan mereka.
"Masing-masing perannya bersama-sama dengan L dan YSF mereka ada dalam satu kelompok kajian Villa Mutiara namanya," ujar dia saat konferensi pers di Polda Sulsel, Senin (29/3/2021).
Advertisement