Liputan6.com, Padang Pariaman - Sebuah tanah makam menggembung di Nagari Sungai Asam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, membuat heboh banyak orang. Bukan mistis, ahli Geofisika Universitas Andalas (Unand) Padang, Badrul Mustafa, membeberkan secara ilmiah mengapa hal itu bisa terjadi.
"Pertama harus dipastikan dulu meningginya tanah kuburan bukan ditimbun oleh manusia, sebab jika itu disengaja akan mudah dijumpai tanda-tandanya," kata Badrul Mustafa di Padang, Rabu (31/3/2021).
Selanjutnya, kata Badrul, harus dilakukan penyelidikan secara geologi dengan cara digali satu lubang untuk menyelidiki jenis kandungan tanah tersebut.
"Bisa saja ada kemungkinan gas, karena masanya rapat sementara bumi semakin ke bawah kian berat, tentu yang ringan akan naik ke atas melalui rekahan," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Terkait adanya kemungkinan rekahan karena gempa, ia memastikan daerah tersebut bukan dilalui oleh patahan gempa bumi. Selain itu, katanya, juga dapat dilakukan penyelidikan geofisika lewat metode geolistrik dengan peralatan tanpa melakukan pengeboran.
Badrul juga meminta masyarakat tidak mengaitkan fenomena makam menggembung dengan hal mistis, karena bisa dijelaskan dengan penelitian dan ilmu pengetahuan penyebabnya.
Sebelumnya, warga Korong Sungai Asam, Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkuang, Kabupaten Padang Pariaman, dikejutkan dengan meningginya tanah kuburan di salah satu pemakaman di daerah itu.
"Saya belum mengetahui siapa yang dikuburkan di sana ," kata Wali Korong Sungai Asam, Nagari Sungai Asam, Anwar.
Anwar mengatakan, beberapa bulan lalu jumlah kuburan yang tinggi tersebut awalnya hanya satu dengan tinggi sekitar setengah meter, namun sekarang sudah tiga makam dengan tinggi sekitar 1,5 meter, lebar 3,5 meter dan panjang 3,5 meter.
Dirinya juga menyampaikan, pihaknya baru mengetahui kondisi tersebut dalam sepekan terakhir dan sejak itu pemakaman di daerah itu banyak dikunjungi warga untuk melihat langsung kondisi kuburan yang semakin tinggi itu.
"Bahkan, menurut keterangan ketua pemuda yang memantau sampai magrib, orang masih ramai," katanya.
Ia meminta warga atau pengunjung untuk tidak menghubungkan fenomena makam menggembung tersebut hal mistis.