Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mendorong masyarakat memakai kompor listrik. Salah satunya dengan menerapkan gerakan bersama melalui fasilitas yang sedang dibangun pemerintah.
Menteri BUMN Erick Thohir bahkan menyebut, salah satu syarat yang harus dipenuhi saat melakukan pengajuan kredit tempat tinggal melalui PT BTN (Persero) Tbk ialah penggunaan kompor listrik.
"Kita akan gerakan bersama melalui fasilitas yang sedang dibangun pemerintah, baik itu Perumnas, BUMN karya bahkan tadi sama BTN juga. Semua yang pinjam uang ke BTN harus pakai kompor listrik juga, termasuk swasta," kata Erick, saat acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dengan BUMN karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian BUMN, Rabu (31/3/2021).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Erick juga memberikan contoh hematnya penggunaan kompor listrik sama dengan pemakaian mobil listrik. Penggunaan kendaran ramah lingkungan ini jauh lebih irit dibanding mobil yang masih menggunakan bahan bakar fosil.
"Awal tahun ini kita membuktikan bahwa dari Jakarta sampai Bali kalau naik mobil bensin habis Rp 1,1 juta tapi dengan mobil listrik cuma Rp 250 ribu," ujar dia.
Meski demikian, Erick menegaskan kesinambungan antara masyarakat dengan pemerintah menjadi kunci peralihan ini bisa dilakukan dengan baik. Karena itu pemerintah meminta dukungan penuh dari masyarakat.
"Seperti vaksinasi, pemerintah berusaha mendatangkan vaksin, membuat vaksin merah putih, tapi saat mau divaksin masyarakat sulit," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tekan Impor Elpiji
Sebelumnya, menekan impor elpiji, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan kompor listrik.
Hal ini sejalan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dengan BUMN karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian BUMN,l.
"Apabila terdapar pemakaian hingga 15 juta kompor listrik, penghematan luar biasa dalam menekan impor elpiji bisa dilakukan," kata Erick, Rabu, 31 Maret 2021.
Erick juga menegaskan keuntungan bukan hanya untuk negara, tetapi juga rakyat. Bila rata-rata biaya memasak di rumah mencapai Rp 147 ribu setiap bulannya, dengan beralihnya ke kompor listrik masyarakat hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 118 ribu atau hemat 20 persen.
"Ini menjadi percepatan penekanan impor yang kita harapkan dalam lima tahun ke depan. Dengan berjalannya hal ini terjadi penghematan luar biasa yang sekarang hampir Rp 60 triliun. Ini bisa kita gunakan untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Tak hanya itu, dukungan juga diberikan Kementerian PUPR dan BUMN Karya. Rencananya, seluruh pembangunan rumah dan apartemen akan dilengkapi dengan kompor listrik. Dengan dukungan ini, konversi dari kompor elpiji ke kompor listrik dapat segera terwujud.
Ini juga menjadi langkah baru setelah sebelumnya pemerintah mendorong pergantian penggunaan minyak tanah dengan gas elpiji.
"Program kompor listrik juga bagian dari transformasi BUMN dalam mewujudkan ketahanan energi, ketahanan pangan, dan ketahanan kesehatan. Ini juga transformasi Indonesia Battery Corporation (IBC)," tuturnya.
Advertisement