Liputan6.com, Jakarta - Pada akhir kuartal I 2021, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu. Hal ini dipicu salah satunya oleh aksi jual investor asing.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 1,1 triliun pada Rabu, (31/3/2021). Aksi jual investor asing mulai terjadi pada 30 Maret 2021 dengan transaksi Rp 365,6 miliar. Pada 31 Maret 2021, investor asing lepas saham mencapai Rp 1,1 triliun. Selama 29-31 Maret 2021, aksi jual investor asing mencapai Rp 1,4 triliun.
Advertisement
Meski demikian, investor asing masih mencatatkan aksi beli sepanjang tahun berjalan 2021. Tercatat aksi beli investor asing mencapai Rp 11,86 triliun.
Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menuturkan, deretan aksi terror yang terjadi di Indonesia ditambah peristiwa kebakaran di kilang minyak Balongan mengurang kepercayaan investor asing.
“Deret aksi teror dan bencana kebakaran bikin investor asing menurun kepercayaannya,” ujar Lanjar saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Pada akhir pekan lalu terjadi ledakan bom di Makassar. Kemudian terjadi peristiwa kebakaran di Kilang Minyak Balongan, Indramayu pada Senin dini hari 29 Maret 2021. Pada Rabu sore, 31 Maret 2021, terjadi baku tembak di dalam komplek Mabes Polri.
Lanjar menambahkan, investor mencari aman pada saham-saham yang telah memiliki tingkat kinerja yang tinggi sejak akhir 2020 dari rebalancing portofolio institusi kuartal I 2021.
Sementara itu, laju IHSG merosot 1,42 persen atau 85,92 poin ke posisi 5.985,52 pada 31 Maret 2021. Indeks saham LQ45 susut 1,54 persen ke posisi 902,79. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sejumlah Saham yang Dilepas Investor Asing
Mengutip data RTI, selama sepekan terakhir, sejumlah saham kapitalisasi besar dilepas oleh investor asing. Di pasar reguler, investor asing menjual saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp 492,6 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 199,8 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 138 miliar.
Lalu PT Charoen Pokhand Tbk (CPIN) senilai Rp 73,3 miliar, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar Rp 59,7 miliar, PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 34,7 miliar, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) senilai Rp 34,3 miliar, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) senilai Rp 25,5 miliar, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) senilai Rp 25 miliar, dan PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM) senilai Rp 21,2 miliar.
Advertisement