Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan negaranya kembali lockdown selama sebulan dari 3 Mei hingga 2 April. Ia berkata kasus COVID-19 sedang kembali melonjak.
Ini adalah ketiga kalinya Prancis melaksanakan lockdown nasional.
Baca Juga
Advertisement
Dilaporkan AP, Kamis (1/4/2021), mulai pekan depan, sekolah-sekolah di Prancis akan kembali tutup. Pada Sabtu (3/4), pembatasan travel juga mulai diterapkan selama sebulan.
Penutupan sekolah ini bertepatan dengan liburan. Pada Senin depan (5/3), murid-murid akan sekolah virtual selama seminggu, lalu akan libur Paskah pada dua minggu setelahnya.
Jam malam (curfew) akan berlaku di seluruh Prancis pada pukul tujuh malam sampai enam pagi. Toko-toko non-esensial akan diminta tutup.
Warga boleh keluar rumah, namun dengan jarak 10 kilometer. WFH secara sistematis juga kembal dilakukan.
"Virusnya terus menyebar, itu masih menyebar luas hingga hari ini" ujar Presiden Macron yang turut menekan pentingnya vaksinasi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Lockdown Nasional Jilid 3
Prancis sudah tiga kali melaksanakan lockdown nasional. Yang pertama pada 2020 lalu pada Oktober 2020. Semuanya diumumkan langsung oleh Presiden Macron di televisi.
Paris sebetulnya sudah melaksanakan pembatasan sosial pada beberapa waktu terakhir.
Pasien di rumah sakit-rumah sakit di Prancis mulai kembali meningkat. Hingga Selasa (30/3), jumlah pasien COVID-19 di ICU meningkat lebih dari 5.000 kasus.
Angka itu adalahyang tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Macron akan membahas soal peningkatan kasur ICU di rumah sakit.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, total kasus COVID-19 di Prancis mencapai 4,7 juta kasus, atau peringkat 4 tertinggi di dunia.
Advertisement