Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pihak optimis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 lebih baik jika dibandingkan 2020. Hal ini lantaran tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai terlihat. Program vaksinasi nampaknya menjadi andil utama dalam pemulihan ekonomi.
Ekonom Senior Institute for development of Economic and Finance (INDEF) Aviliani mengatakan, meski vaksinasi menjadi 'game changer' dalam pemulihan ekonomi, namun tetap tergantung kepada gerak cepat pemerintah dalam merealisasikan belanja APBN.
Advertisement
"Memang kalau dilihat di 2021 anggaran pemerintah untuk infrastruktur sama beberapa proyek strategis cukup besar, hampir Rp 400 triliun lebih. Tapi problemnya implementasinya harus lebih cepat. Jadi ibaratnya sudah banyak uang, tapi belanjanya lambat. Jadi memang motor penggerak utama tahun ini harusnya dari belanja pemerintah," ungkap Aviliani kepada Liputan6.com, Kamis (1/4/2021).
Seiring berjalannya triwulan I 2021, Aviliani melihat belanja APBN oleh pemerintah belum maksimal. Untuk itulah, mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal tahun ini diperkirakannya masih minus.
Menurutnya, belanja pemerintah akan lebih tinggi memasuki triwulan II dan III tahun ini. Sehingga menjadi penggerak utama bagi ekonomi Indonesia untuk segera keluar dari resesi.
Seperti diketahui, berjalannya proyek infrastruktur akan memberikan multiflier effect ke sektor yang menjadi turunannya termasuk transportasi, beton, aspal, dan lainnya.
Selain itu, sentimen lain yang menentukan percepatan pemulihan ekonomi, adalah lahirnya Sovereign Wealth Fund (SWF)/ Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Menurut Aviliani, meski belum beroperasi penuh tahun ini, setidaknya lahirnya SWF ini bisa menambah kepercayaan investor terhadap Indonesia.
"SWF kalau tahun ini menurut saya itu masih persiapan. Mungkin tahun depan. Kalau itu sudah terlaksana sih sangat bagus. Akan memberi multipiler effect, karena itu punya BUMN. Jadi orang itu akan lebih yakin investasi kalau lewat BUMN dibanding investasi sendiri," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Vaksinasi hingga Lahirnya SWF Jadi Angin Segar Kinerja BUMN Konstruksi di 2021
Kinerja sektor infrastruktur/konstruksi menjadi salah satu yang tertekan sepanjang 2020. Maklum saja, sejumlah proyek empat tertunda akibat pandemi Covid-19. Namun, 2021 diprediksi akan menjadi tahun kebangkitan ekonomi, begitu juga proyek-proyek infrastruktur.
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso memandang, banyak hal yang menjadi sentimen positif kinerja perusahaan infrastruktur di 2021, khusunya BUMN.
"Perencanaan pembangunan infrastruktur di 2021 juga belum menjadi fokus program pemerintah. Namun diperkirakan realisasi anggaran proyek infrastruktur diperkirakan akan lebih besar dibandingkan 2020," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (25/3/2021).
Selain itu, realisasi belanja pemerintah tahun ini juga menjadi penggerak sektor infrastruktur. Meski efisiensi perusahaan baik dalam operasional hingga pengadaan barang, tetap harus menjadi fokus perusahaan di 2021.
Dari sisi pembiayaan, pemerintah telah melahirkan Sovereign Wealth Fund (SWF)/ Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Tentunya ini menjadi opsi bagi BUMN sektor konstruksi dalam mencari sumber pendanaan selain dari APBN.
"Kesuksesan penerapan vaksin akan mempengaruhi berbagai sektor industri termasuk infrastruktur. Selain itu lahirnya SWF/LPI yaitu Indonesia Investment Authority tentu akan mengalirkan dana ke berbagai emiten di pasar modal termasuk sektor infrastruktur sehingga menjadi sentimen positif juga," pungkasnya.
Advertisement