Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Februari 2021 mengalami penurunan tajam sebesar 86,59 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan Februari 2020.
"Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Januari 2021, jumlah kunjungan wisman bulan Februari 2021 menurun cukup tinggi sebesar 14,74 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Jakarta, Kamis (1/4/2021).
Advertisement
Secara kumulatif, pada periode Januari hingga Februari 2021, jumlah kunjungan wisman mencapai 254,23 ribu kunjungan atau turun sebesar 88,25 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2020 yang berjumlah 2,16 juta kunjungan.
"Kalau kita cermati penurunan ini disebabkan pada tahun lalu, awal-awal masuk Covid. Sehingga dampak Covid pun masih terjadi tahun ini. Sehingga masih terjadi penurunan yang cukup tajam," jelas Setianto.
Sementara itu, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia bulan Februari 2021 mencapai rata-rata 32,40 persen atau turun 16,82 poin dibandingkan dengan TPK bulan yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 49,22 persen.
"Sebaliknya, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, TPK bulan Februari 2021 mengalami kenaikan sebesar 2,05 poin," jelasnya.
Rata-rata lama menginap wisman dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Februari 2021 tercatat sebesar 1,66 hari atau terjadi penurunan sebesar 0,08 poin jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2020
Anggun P. Situmorang
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Inflasi Maret 2021 Sebesar 0,08 Persen Gara-Gara Harga Cabai Melejit
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Maret 2021 sebesar 0,08 persen. Inflasi tahun kalender 2021 Maret terhadap Desember 2018 sebesar 0,44 persen. Inflasi tahun ke tahun sebesar 1,37 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, inflasi pada bulan lalu disumbang oleh cabai rawit. Komoditas ini memang sempat menjadi keluhan masyarakat karena harganya melambung tinggi.
"Inflasi pada Maret sebesar 0,08 persen disumbang oleh kenaikan harga cabai rawit," ujar Setianto dalam konferensi pers online, Jakarta, Kamis (1/4/2021).
Dari 90 kota IHK yang disurvei BPS, 58 kota mengalami inflasi sementara 32 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sementara terendah terjadi di Tangerang dan Banjarmasin.
"Selanjutnya deflasi tertinggi terjadi di Baubau. Sementara itu, deflasi terendah terjadi di Palopo," jelas Setianto.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement