Liputan6.com, Pekanbaru - Puluhan anak buaya muara gagal terbang memakai pesawat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Penyelundupan satwa dilindungi melalui jasa ekspedisi ini terpantau petugas pengamanan bandara atau Avsec melalui mesin x-ray.
Puluhan ekor anak buaya muara itu sudah diserahkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Sayangnya tujuh anak ekor buaya mati karena dibekukan oleh pelaku yang belum diketahui.
Baca Juga
Advertisement
Kepala BBKSDA Riau Suharyono menyebut ada 22 ekor anak buaya yang diselundupkan. Berdasarkan resi pengiriman Tiki, pengirim satwa itu berasal dari Bengkalis dengan tujuan Jakarta.
Suharyono mengaku sudah berkoordinasi dengan personel Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau terkait ini penyelundupan anak buaya muara ini. Berdasarkan penelusuran, alamat pengirim tidak sesuai dengan lokasi yang didatangi petugas.
"Setelah dicek ternyata alamat pengirim itu dari Kabupaten Siak, orangnya juga tidak sesuai," kata Suharyono, Kamis siang, 1 April 2021.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Kembali ke Habitat
Petugas kemudian menelusuri alamat penerima di Jakarta. Petugas juga menemukan ketidaksesuaian antara alamat yang tertera dengan yang dituju.
"Ternyata penerimanya perorangan, bukan nama yang tertera di tujuan pengiriman," jelas Suharyono.
Suharyono menyebut anak buaya yang masih hidup sempat mendapatkan perawatan di klinik BBKSDA Riau. Sementara anak buaya yang mati karena dibekukan juga dititip di lokasi serupa.
Setelah kondisi anak buaya hidup stabil, petugas melepasliarkannya ke habitat. Suharyono berharap anak buaya itu tidak berhubungan lagi dengan manusia.
"Pelepasan dilakukan di salah satu lokasi konservasi BBKSDA Riau," kata Suharyono.
Advertisement