Melihat Kinerja Keuangan Dua Emiten Raksasa Rokok Saat Pandemi COVID-19

Dua emiten rokok telah menyampaikan laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Bagaimanai kinerja Gudang Garam dan HM Sampoerna?

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 01 Apr 2021, 16:29 WIB
Ilustrasi Industri Rokok

Liputan6.com, Jakarta - Terdapat dua emiten rokok yang telah menyampaikan kinerja keuangan sepanjang 2020. Dari laporan yang disampaikan, terdapat penurunan dari sisi pendapatan dan laba.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatat kenaikan pendapatan hingga 3,57 persen dari Rp 110,52 triliun pada 2019 menjadi Rp 114,47 triliun pada 2020.

Meski demikian, biaya pokok penjualan naik 10,65 persen menjadi Rp 97,08 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 87,74 triliun. Sedangkan, Laba bruto turun 23,67 persen dari Rp 22,78 triliun pada 2019 menjadi Rp 17,38 triliun pada 2020.

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 29,71 persen menjadi Rp 7,64 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,88 triliun.

Dengan demikian, laba per saham dasar dan dilusi turun menjadi Rp 3,975 pada 2020 dari periode 2019 sebesar Rp 5,655.

Sementara itu, pendapatan lainnya turun 14,01 persen dari Rp 327,43 miliar pada 2019 menjadi Rp 281,59 miliar pada 2020. Beban usaha merosot 5,15 persen dari Rp 7,99 triliun pada 2019 menjadi Rp 7,58 triliun pada 2020.

Rugi kurs perseroan naik 91,78 persen dari Rp 20,17 miliar pada 2019 menjadi Rp 38,69 miliar pada 2020. Laba usaha merosot 33,35 persen dari Rp 15,07 triliun pada 2019 menjadi Rp 10,04 triliun pada 2020.

Total liabilitas turun 29,03 persen dari Rp 27,71 triliun pada 2019 menjadi Rp 19,66 triliun pada 2020. Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 58,52 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 50,93 triliun.

Untuk aset Gudang Garam tercatat Rp 78,19 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 78,64 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 4,77 triliun pada 2020.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kinerja HM Sampoerna

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Penurunan dari sisi pendapatan dan laba dialami PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Dari laporan yang diberikan pendapatan sepanjang 2020 mencapai Rp92,42 triliun, turun 12,58 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp106,05 triliun.

Untuk beban pokok pendapatan turun 7,8 persen menjadi Rp73,6 triliun pada 2020. Padahal pada 2019, beban pokok pendapatan mencapai 79,93 triliun.

Beban penjualan juga turun 5,4 persen menjadi Rp6,25 triliun pada 2020, setelah tahun sebelumnya berada di angka 6,62 triliun. Ikut mengalami penurunan, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya di angka Rp8,58 triliun.

Mengalami penurunan 37,46 persen, sepanjang 2019 laba bersih yang mampu didapatkan sebesar Rp13,72 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp19,43 triliun pada 2020, padahal tahun sebelumnya berada di angka Rp15,22 triliun. Total aset turun menjadi Rp49,67 triliun. Pada 2019 total aset sebesar Rp50,9 triliun.


Gerak Saham Dua Emiten Rokok

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan saham, 1 April 2021, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 0,41 persen ke posisi Rp 36.325 per saham. Saham GGRM sempat berada di level tertinggi Rp 37.000 dan terendah Rp 36.150 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.956 kali dengan nilai transaksi Rp 25,3 miliar.

Sementara itu, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun tipis 0,36 persen ke posisi Rp 1.370 per saham. Saham HMSP sempat berada di level tertinggi Rp 1.385 dan terendah Rp 1.360 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.034 kali dengan nilai transaksi Rp 17,1 miliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya