Liputan6.com, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) tengah berupaya mendorong kredit dan pembiayaan ke 38 sektor prioritas. Seluruh sektor ini memiliki kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi dan ekspor.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan, 38 sektor prioritas tersebut dibagi dalam tiga kelompok yaitu berdaya tahan yang meliputi enam sektor, pendorong pertumbuhan dengan 15 sektor, dan penopang pemulihan yang terdiri dari 17 sektor.
Advertisement
"Kami mencoba memetakan sektor-sektor prioritas, dimana disitu ada sektor yang mempunyai daya tahan, kemudian sektor yang punya pendorong pertumbuhan, dan penopang pemulihan. Ini yang kita harapkan sektor-sektor yang bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi ke depan," jelas Destry dalam Temu Stakeholders Untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional pada Kamis (1/4/2021).
Untuk kelompok berdaya tahan terdiri dari sektor hortikultura, tanaman perkebunan, pertambangan bijih logam, industri makanan dan minuman, industri kimia farmasi, serta kehutanan dan penebangan kayu.
Sementara 15 sektor di kelompok pendorong pertumbuhan yang diantaranya peternakan, perikanan, industri TPT, industri kulit dan alas kaki, industri barang dan logam dan elektronik, industri mesin dan perlengkapan, industri kayu dan furniture, serta industri logam dasar. Selain itu juga termasuk informasi dan telekomunikasi, real estat, jasa pertanian, tanaman pangan, pengadaan air, pengolahan tembakau, serta industri barang galian bukan logam.
Untuk penopang pemulihan ekonomi terdapat 17 sektor antara lain pertambangan batu bara dan lignit, konstruksi, industri alat angkutan, hotel dan restoran, jasa kesehatan, perdagangan besar dan eceran, logistik (termasuk angkutan), administrasi pemerintahan, dan jasa pemerintah. Selanjutnya, industri karet dan plastik, angkutan darat, angkutan rel, transportasi udara, asuransi dan dana pensiun, jasa penunjang keuangan, jasa perantara keuangan, serta jasa keuangan lainnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemulihan Ekonomi Nasional
Upaya pemerintah mendorong kredit ini sangat penting untuk membantu pemulihan ekonomi nasional.
"Bagi kami ini jadi tantangan atau puzzle. Ini harus kita dorong agar demand kredit bisa meningkat, sehingga tentunya akan memulihkan ekonomi," tutur Destry.
Adapun anggota KSSK terdiri dari Kementerian Keuangan, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Paket kebijakan KSSK (1 Februari 2021) antara lain mencakup kebijakan insentif fiskal, stimulus moneter, kebijakan prudensial sektor keuangan, dan kebijakan penjaminan simpanan.
"Intinya, sinergi kebijakan ini sangat dibutuhkan dalam kondisi sangat kompleks dan extraordinary seperti sekarang," ungkap Destry.
Advertisement