Liputan6.com, Jakarta Kasus suap Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara terus bergulir dengan pemeriksaan para saksi. Salah satunya datang dari Guru Besar dan Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali.
Memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Effendi Gazali diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Matheus Joko Santoso (MJK). Pakar Ilmu Komunikasi ini ditanya terkait adanya dugaan rekomendasi salah satu vendor yang diusulkan oleh saksi melalui tersangka AW (Adi Wahyono).
Advertisement
Namun, belum lama Effendi mengaku telah mengundurkan diri sebagai dosen di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Prof Dr Moestopo Beragama. Berita ini menjadi terpopuler pertama di top 3 news, Kamis, 1 April 2021.
Dia mengaku gagal sebagai pengajar jurnalistik dan ilmu komunikasi selama 20 tahun lebih. Sebab dinilainya, sejumlah media kurang menaati kode etik jurnalistik ketika melakukan wawancara ataupun penulisan berita.
Berita terpopuler lainnya saat Duta Besar Uzbekistan meminta izin kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait adegan Bung Karno dalam film Imam Bukhari.
PDIP menyambut baik rencana produksi film tersebut dan akan memberikan informasi-informasi perihal kunjungan Bung Karno saat itu. Rencananya, film ini akan diputar di Unesco.
Sementara itu, dari hasil survei yang dikeluarkan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan, Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto menempati posisi pertama dan kedua sebagai calon presiden pilihan masyarakat.
Disusul Ganjar Prabowo, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Nama lain yang mencuat menurut hasil survei ada Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Kamis, 1 April 2021:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Merasa Gagal, Effendi Gazali Mundur dari Dosen dan Guru Besar Ilmu Komunikasi
Dia menjelaskan, terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan dirinya memilih mundur sebagai pengajar. Effendi mengaku gagal sebagai pengajar jurnalistik dan ilmu komunikasi selama 20 tahun lebih.
Sebab dia menilai belakangan ini sejumlah media kurang menaati kode etik jurnalistik ketika melakukan wawancara ataupun penulisan berita.
"Bahwa ada orang percaya BAP bisa keluar begitu saja, ada orang percaya Effendi Gazali memberi rekomendasi dan harus didengar power relation-nya apa. Tadi ada orang menggunakan kata-kata konfirmasi lalu dianggap lagi itu jebakan," ucap dia.
Kendati begitu, dia mengaku telah melaporkan dugaan adanya pelanggaran tersebut kepada Dewan Pers.
Advertisement
2. Uzbekistan Minta Izin pada Megawati Terkait Adegan Bung Karno di Film Imam Bukhari
Pemerintah Uzbekistan melalui duta besarnya di Indonesia meminta izin kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait Sukarno atau Bung Karno.
Adapun izin yang dimaksud adalah memuat adegan Bung Karno dalam sebuah film tentang Imam Bukhari yang akan diproduksi negara tersebut.
"Saya mewakili pemerintah Uzbekistan dan pihak swasta yang akan memproduksi film itu meminta izin kepada Ibu Megawati Soekarnoputri terkait scene atau adegan Bung Karno, dan tokoh yang akan memerankan Bung Karno saat momen Bung Karno mengunjungi makam," kata Dubes Uzbekistan untuk Indonesia Rozukulov saat beraudiensi dengan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Kamis (1/4/2021).
Atas inisiasi ini, PDIP menyambut baik dan akan memberikan informasi-informasi perihal kunjungan Bung Karno saat itu.
Sementara di kesempatan yang sama, Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah menuturkan, memang layak peran Bung Karno ada di film dokumenter Imam Bukhari. Sebab, Bung Karno-lah yang meminta agar makam Imam Bukhari ditemukan, dipugar, dan kini menjadi objek wisata dunia.
3. Survei SMRC: Bila Pilpres Diadakan Sekarang, Jokowi dan Prabowo Dapat Suara Terbanyak
Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas menyampaikan hasil survei terkait calon presiden pilihan masyarakat saat ini. Dalam survei, SMRC menanyakan apabila pemilihan Presiden diadakan sekarang ini, siapa yang akan dipilih sebagai Presiden RI.
"Dalam jawaban spontan, sekitar 44,2 persen warga belum tahu calon presiden yang mau dipilih. Jokowi mendapat suara terbanyak 15,2 persen, selanjutnya Prabowo 13,4 persen, Ganjar 6,1 persen," kata Sirojuddin dalam rilis daring, Kamis (1/4/2021).
Namun, kata Sirojuddin, perpindahan suara Jokowi di kepada Prabowo sekarang ini disebabkan oleh ketidakseimbangan pusat perhatian pada calon lainnya.
"Sementara itu menaikan awareness relatif mudah apalagi di era media sosial sekarang yang dapat diakses secara mudah dan murah," ucapnya.
Adapun sebelumnya, hasil survei SMRC menyebut mayoritas masyarakat masih puas dengan kinerja Jokowi atau 77 persen warga merasa puas
Advertisement