Indonesia Kritik Pembatasan Pengiriman Vaksin Negara-Negara Eropa

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyebut, pembatasan vaksin yang dilakukan di negara Eropa berpengaruh besar terhadap laju rantai pasok vaksin dunia

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2021, 19:11 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam press briefing bersama dengan awak media pada Kamis (17/9/2020). (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyebut, pembatasan vaksin yang dilakukan di negara Eropa berpengaruh besar terhadap laju rantai pasok vaksin dunia. Menurutnya, jika pelarangan vaksin terus dilakukan maka akan semakin lama pula dunia lepas dari pandemi Covid-19.

"Pembatasan ini sangat berpengaruh. Pemulihan ekonomi juga bisa lama," kata Menlu Retno dalam konferensi pers, secara virtual, Jumat (2/4/2021).

Seperti diketahui, Pemerintah Eropa saat ini tengah mempertimbangkan pembentukan aturan perundangan untuk mengurangi bahkan melarang suplai vaksin covid-19 ke luar Eropa.

Di mana, Komisi Eropa melarang pengiriman vaksin AstraZeneca kepada Australia beberapa waktu lalu. Namun, Indonesia masih cukup beruntung karena dianggap sebagai negara berkembang.

"Oleh karena itu, saya punya tanggung jawab moral untuk menyerukan kerjasama akses vaksin untuk semua negara bisa terlaksana," jelas dia.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Terbang ke China, Menlu Tindaklanjuti Misi Indonesia Jadi Pusat Vaksin ASEAN

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR RI, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Rapat tersebut membahas perkembangan diplomasi vaksin COVID-19 guna program vaksinasi nasional. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemerintah Indonesia terus berkomitmen dalam melakukan kerja sama vaksinasi dengan beberapa negara-negara di dunia termasuk China. Komitmen ini dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, di tengah kondisi ketidakpastian pemerintah Indonesia dan China menyepakati kerja sama vaksinasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Di dalam jangka pendek, Indonesia mengharapkan pemerintah RRT memberikan dukungan pengiriman vaksin dan komitmen dapat dilakukan sesuai waktu.

"Isu kerja sama vaksin ini kita bahsa langsung dengan para produsen vaksin di Tiongkok," jelas dia dalam konferensi pers, secara virtual, Jumat (2/4).

Selain kerja sama dalam jangka pendek, Indonesia juga menyepakati kerja sama jangka panjang dengan negeri Tirai Bambu tersebut. Dalam jangka panjang, pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai hub vaksi di Asia tenggara.

"Ide ini masih tahap awal kita usulkan kerja sama penguatan pengembangan vaskin, bahan baku dan peningkatan kapasitas produksi vaksin nasional," jelasnya.

Dia menambahkan, kerja sama jangka panjang ini mendapatkan dukungan langsung dari Pemerintah China. Terlebih kedua negara ini akan membahas lebih lanjut terkait kerja sama jangka pajang tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya