Liputan6.com, Mamuju - Sejumlah jemaat Gereja Kristen Sulawesi Barat di Kabupaten Mamuju melaksanakan ibadah Jumat Agung di tenda darurat. Hal itu dilakukan lantaran gedung gereja yang selama ini mereka gunakan roboh saat gempa bumi magnitudo 6,2 mengguncang pada 15 Januari 2021 lalu.
Ibadah Jumat Agung di tenda darurat itu juga dijaga ketat oleh personel kepolisian yang bersenjata lengkap. Ketatnya penjagaan itu sebagai buntut dari aksi teror bom bunuh diri yang terjadi pada 28 Maret lalu di depan Gereja Katedral Makassar.
Meski dilaksanakan di tenda darurat dan dijaga ketat polisi, jalannya ibadah Jumat Agung tetap belangsung khidmat. Segala keterbatasan sarana dan isu teror tak memengaruhi jalannya ibadah hari besar umat Kristiani itu.
Baca Juga
Advertisement
Pendeta Gereja Kristen Sulawesi Barat, Lambertus mengatakan, meski pelaksanaan Jumat Agung pada tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, hal itu tidak memengaruhi semangat para jemaat yang hadir untuk melakukan ibadah.
"Meski kita malaksanaan ibadah di tenda darurat dan menghadapi isu teror, kita masyarakat Sulawesi Barat harus tetap menjaga kebersamaan demi keutuhan Negara Indonesia," kata Lambertus kepada wartawan, Jumat (2/4/2021).
"Mari kita seluruh masyarakat dan kerukunan umat beragama untuk tidak terpengaruh dengan aksi teror yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab," sambungnya.
Sedangkan, Waka Polresta Mamuju, AKBP Arianto mengatakan, penjagaan ketat ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para jemaat gereja. Ia juga mengatakan, hal ini untuk menghindari terjadinya hal yang tak diinginkan dan mengganggu jalannya ibadah.
"Pengamanan gereja di Mamuju, kami menerjunkan 113 personel. Ada 10 titik gereja yang menjadi fokus pengamanan untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas," kata Arianto.