Liputan6.com, Jakarta Pemilu 2024 diprediksi akan memunculkan empat poros kekuatan politik. Partai politik besar diyakini akan mengusung calon presiden masing-masing sehingga menjadikan pertarungan menjadi banyak calon.
Peneliti CSIS Arya Fernandes mendorong agar para bakal calon presiden sejak dini mendeklarasikan diri untuk siap bertarung pada 2024 nanti. Dia juga sepakat apabila pertarungan Pilpres tiga tahun mendatang mempertemukan lebih dari dua calon presiden.
Advertisement
"Saya sepakat calon lebih dari dua, kandidat termotivasi untuk berkompetisi. Sehingga akan adu program yang bagus. Sehingga ujungnya kepentingan publik. Lebih dari dua kalau bisa," kata Arya, Kamis (1/4/2021).
Arya memprediksi akan ada empat poros koalisi dalam pertarungan pemilu nantinya. Partai besar seperti PDIP, Gerindra, NasDem dan Golkar akan punya jagoan masing-masing.
"Poros-poros yang dipertimbangkan, itu poros PDIP, karena bisa mencalonkan, poros Golkar, poros Gerindra, dan poros NasDem. Jadi ada empat poros yang aktif melakukan komunikasi. Masih sangat panjang, fluktuatif, bisa saja porosnya berubah. Tapi kita berharap semakin banyak poros semakin bagus. Karena kemungkinan calon lebih dari dua terjadi," jelas Arya lagi.
Dia berharap, partai mulai aktif bergerak membangun komunikasi koalisi sejak awal. Para calon tak perlu malu-malu jika ingin maju sebagai calon presiden.
"Harus ngomong dari sekarang saya mau jadi capres. Terbuka saja, justru itu bagus. Kalau malu-malu nanti tidak dapat partai," kata Arya.
Seperti diketahui, sampai hari ini baru dua partai politik yang telah menegaskan calon presidennya masing-masing di 2024. Gerindra dengan Prabowo Subianto dan Golkar dengan Airlangga Hartarto.
Arya mendapatkan informasi jika Gerindra telah membangun komunikasi intens dengan PDIP. Bisa saja, kedua partai itu nantinya berkoalisi. Tapi, kemungkinan keduanya ‘bercerai’ sangat mungkin terjadi.
"Kabarnya komunikasi sudah intens dengan PDIP. Tapi kalau dengan PDIP-Gerindra tidak ketemu, mungkin PDIP maju sendiri," tutur Arya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dua Modal Airlangga
Sementara untuk kans Airlangga, Arya melihat, ketum Golkar tersebut memiliki dua modal yang bagus. Pertama yakni koneksi politik di level elite yang telah terbangun.
"Karena jejaring yang bagus di level elite politik dan ekonomi. Karena beliau cukup lama menjadi anggota dewan, sehingga banyak kenal anggota dewan dan punya koneksi yang bagus dengan pimpinan partai," jelas Arya.
Kedua memiliki sokongan partai besar yang kuat. Golkar telah sepakat untuk mengusung Airlangga di Pemilu 2024.
"Dua hal itu di sejumlah calon (presiden) belum dimiliki," katanya.
Tapi Arya menggarisbawahi, perjalanan Airlangga tidak mudah. Sebab, dalam sejumlah survei elektabilitas maupun popularitas, nama Airlangga belum sebesar Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
"Tapi calon-calon lain punya tantangan juga, misal yang populer tidak punya koneksi di level high politic terbatas. Tidak bisa mengakses tokoh-tokoh penting di partai atau tidak punya sokongan partai," tutur dia.
"Airlangga didukung dua hal itu, punya koneksi bagus di level elite dan disokong partai," Arya memungkasi.
Advertisement