Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bentuk burung garuda Istana Negara di Ibu Kota Baru, Kalimantan Timur saat ini masih tahap usulan dan pradesain. Adapun desain karya seniman patung kenamaan, I Nyoman Nuarta tersebut sebelumnya menuai kontroversi.
Jokowi menjelaskan bahwa Kemnterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2020, mengundang beberapa arsitek dan seniman untuk memberikan masukan dan gagasan mengenai bangunan ikonik di ibu kota negara yang baru. Salah satu usulan yang masuk, yakni pradesain karya Nyoman Nuarta.
Advertisement
"Usulan beliau sarat dengan filosofi lambang Burung Garuda sebagai pemersatu bangsa sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika," kata Jokowi dikutip dari akun instagram pribadinya, Sabtu (3/4/2021).
Dia menegaskan usulan Nyoman Nuarta tersebut masih tahap pradesain. Jokowi menyebut pemerintah masih terbuka menerima masukan dari sejumlah pihak terkait desain Istana Negara di Ibu Kota baru.
"Usulan ini, sekali lagi, masih pada tahap pradesain. Karena itu, saya sangat mengharapkan masukan dari bapak, ibu, dan saudara-saudara semua tentang pradesain Istana Negara ini," jelasnya.
Jokowi mengaku ingin Istana Negara di ibu kota baru tak hanya dikenang sebagai tempat Presiden bekerja atau menjadi simbol kebanggaan bangsa. Namun, Istana Negara nantinta juga harus mencerminkan kemajuan bangsa.
"Dengan masukan-masukan itu nantinya, saya akan mengundang kembali para arsitek dan para ahli lainnya untuk melakukan pengkayaan pradesain menjadi basic desain Istana Negara," ujar Jokowi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Desain Istana Jadi Pro Kontra
Sebelumnya, sebanyak lima asosiasi profesional menyatakan penolakan terhadap desain istana negara di ibu kota baru, Kalimantan Timur, yang menyerupai bentuk burung Garuda. Desain istana burung Garuda ini dibuat oleh pematung I Nyoman Nuarta dalam sayembara desain ibu kota negara.
Kelima asosiasi tersebut antara lain Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Landskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perancangan Wilayah dan Kota (IAP).
Ketua IAI I Ketut Rana Wiarcha mengatakan, desain istana negara berbentuk burung Garuda di ibu kota baru tersebut tidak mencerminkan kemajuan bangsa Indonesia, meskipun simbol tersebut merupakan sebuah lambang negara.
"Bangunan istana negara yang berbentuk burung Garuda atau burung yang menyerupai Garuda merupakan simbol yang di dalam bidang arsitektur tidaklah mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital dengan visi yang berkemajuan, era bangunan emisi rendah dan pasca Covid-19 (new normal)," jelasnya dalam keterangan resmi IAI kepada Liputan6.com, Selasa 30 Maret 2021.
Ketut menilai, bangunan gedung istana negara seharusnya merefleksikan kemajuan budaya, ekonomi dan komitmen pada tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia dalam partisipasinya di dunia global.
"Bangunan gedung istana negara seharusnya menjadi contoh bangunan yang secara teknis sudah mencirikan prinsip pembangunan rendah karbon dan cerdas sejak perancangan, konstruksi hingga pemeliharaan gedungnya," tuturnya.
Advertisement