Liputan6.com, Jakarta - Dua aksi teror terjadi dalam waktu yang berdekatan di Tanah Air, pertama yaitu teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan serangan seorang perempuan di Mabes Polri, Jakarta.
Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta mengatakan, masyarakat harus peka terhadap lingkungan sekitar masing-masing untuk mencegah terorisme. Sebab, masyarakat lah yang paling mengetahui kondisi di lingkungan.
Advertisement
"Pencegahan yang utama jika dilakukan oleh masyarakat. Tidak mungkin hanya menyerahkan kepada aparat keamanan, karena sasarannya adalah masyarakat dan terjadi di lingkungan masyarakat," kata pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta kepada wartawan, Jumat (2/4/2021).
Namun, kata Stanislaus, pencegahan bukan berarti terlibat dalam aksi penindakan. Masyarakat perlu dibekali dengan kemampuan untuk deteksi dini dan ketahanan ideologi.
"Sehingga ketika ada paparan atau doktrinasi paham radikal masyarakat tidak terpengaruh. Sekaligus bisa berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk penanganan lebih lanjut," ujar dia.
Sedangkan langkah yang bisa dilakukan saat ini, menurut dia, pemerintah bersama-sama dengan tokoh agama secara kompak menyatakan bahwa paham radikal yang membenarkan terorisme adalah salah. Radikalisme bukan ajaran agama dan melanggar hukum.
Setelah sepakat radikalisme dan terorisme adalah musuh bersama, maka masyarakat dibekali dengan kemampuan untuk deteksi dini paham radikalisme dan terorisme. "Sehingga menjadi peka jika ada anggota keluarga atau masyarakat sekitar yang mempunyai ideologi tersebut," kata dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bangun Radar Sosial
Menurut dia, konflik sosial bisa dihindari jika memang pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sudah sepakat bahwa ajaran radikalisme terorisme bertentangan dengan agama.
"Jika ini terus digaungkan maka masyarakat akan paham dan sadar dan tidak akan mengikuti dan mendukung kelompok tersebut," imbuhnya.
Stanislaus mengistilahkan masyarakat perlu membangun radar sosial. "Untuk memastikan keluarga dan lingkungannya tidak terpapar paham radikal yang mengarah pada terorisme," pungkasnya.
Densus 88 Polri menangkap cukup banyak terduga teroris di beberapa daerah. Terduga teroris diketahui tinggal di kawasan pemukiman. Masyarakat sering tidak mengetahui ternyata tetangganya diduga terkait aksi terorisme.
Advertisement